Makhluk yang Luar Biasa

Sampeyan pernah memperhatikan perkembangan balita? Dari mulai cuma bisa telentang, berusaha keras membalikkan badan supaya bisa tengkurep, menguatkan tangan supaya bisa mengangkat badan, merayap, merangkak, belajar berdiri, jalan satu dua langkah, jatuh, bangun lagi, sampe akhirnya bisa lari.

Mungkin sampeyan melihatnya biasa saja, ndak ada yang luar biasa dari proses itu. Benarkah?

Coba sampeyan perhatikan lagi. Saya inget bagaimana susahnya anak saya belajar tengkurep karena kebetulan saya pernah merekam videonya. Mau berbalik ke arah kiri susah, nyoba lagi, ndak bisa juga, trus mencoba dari arah sebaliknya, susah juga. Menyerahkah anak saya? Tentu tidak tho, lha kalo menyerah waktu itu ndak mungkin anak saya bisa lari-larian kayak sekarang.

Pernah waktu belajar manjat anak saya jatuh dari kursi, nangis kenceng. Kapok? Ndak juga, setelah ilang sakitnya ya nyoba lagi.

Itu menunjukkan pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tangguh, secara naluri manusia adalah makhluk yang selalu ingin belajar, mencoba hal baru, pantang menyerah walaupun banyak tantangan.

Yang aneh adalah sifat-sifat itu kadang hilang pada saat manusia beranjak dewasa. Jujur saja, saya merasa kalah jauh dalam hal semangat berjuang dibanding anak saya.

Menurut sampeyan apa yang membedakan balita dengan kita orang dewasa, sehingga mereka lebih tangguh?

Konon katanya inilah sebagian yang membedakan antara kita dan balita:

  1. Balita belum mengenal konsep bahaya

    Karena belum mengenal konsep bahaya maka balita cenderung lebih berani mencoba hal-hal baru dengan tanpa memperhitungkan keselamatan diri. Mungkin karena sekarang kita sudah punya perhitungan soal bahaya maka kita jadi lebih penakut dibanding balita untuk mencoba sesuatu yang baru. Tapi sadarkah sampeyan kalo ketakutan adalah konsep yang kita ciptakan sendiri? Konon katanya ketakutan yang benar-benar bawaan lahir hanya ada dua; takut jatuh dan takut dengan suara keras.

  2. Balita belum mengenal konsep berbagi

    Ini memang sifat balita, tapi kayaknya ndak ada hubungannya dengan hilangnya sifat tangguh dari diri manusia. *lha terus kenapa ditulis?!* 😎

  3. Balita konsentrasinya pendek

    Makanya gak usah bingung kalo balita ngambek, alihkan saja perhatiannya. Sebenarnya ndak cuma balita saja kok yang konsentrasinya pendek, yang bangkotan juga banyak. *wis mas, makin lama makin ndak jelas ini!* 😯

Masih ada beberapa lagi perbedaan yang mau saya tulis, tapi berhubung saya ini bukan psikopat psikolog, saya kuatir yang saya tulis akan semakin ngawur dan ndak nyambung sama topik bahasan.

Menurut sampeyan apakah balita setiap hari belajar hal baru karena takut kalah saingan sama balita lainnya? Saya sendiri ndak yakin jawabannya, tapi kayaknya ndak, yang takut kalah adalah orang tuanya. Konon katanya kuda pacu yang baik hanya melihat ke depan, berlari secepat yang dia mampu tanpa melihat seberapa cepat lawannya. *sampeyan ini mau nulis soal manusia opo kuda tho mas?* 🙄

Semua pernah jadi balita tho? Ndak ada yang lahir mak bedunduk langsung berwujud buruh pabrik. Berarti sampeyan semua pernah mengalami saat-saat tidak kenal takut, pantang menyerah, setiap hari belajar hal baru dan selalu berusaha meningkatkan kemampuan diri.

Ndak usah silau melihat tokoh-rokoh besar dengan kesuksesannya, walaupun sah-sah saja sampeyan mempelajari jalur sukses mereka. Yang lebih penting adalah menyadari bahwa setiap manusia sebenarnya punya potensi dan kemampuan yang luwar biyasa, termasuk sampeyan.

Selamat berakhir pekan sodara-sodara, kalo ada di antara sampeyan yang sekarang ini merasa mandeg lihatlah balita-balita itu, semoga sampeyan menyadari bahwa sampeyan adalah manusia yang luwar biyasa!

31 comments on “Makhluk yang Luar Biasa

  1. iskandaria berkata:

    Lumayan inspiratif mas postingan sampeyan kali ini. Balita atau anak kecil masih belum banyak terkontaminasi oleh programming di dalam otak/jiwanya. Naluri dasar manusia yang belum begitu terkontaminasi kayaknya emang suka tantangan dan hobi mencoba hal-hal baru. Termasuk tidak takut terhadap sesuatu (kecuali sesuatu yang mendasar itu).

    Yach, intinya jiwa anak kecil masih suci. Makin bertambah usianya, makin banyak program yang masuk di otaknya. Kalo program itu positif sih bagus. Tapi kalo negatif, itu bisa mempengaruhi perkembangan dirinya selanjutnya. Sebab masa-masa kecil (balita) emang masa paling rentan dan paling mudah meniru apa yang dilihat 🙂

  2. Gandi Wibowo berkata:

    makasih mas… Saya bangun lagi deh 😀
    Semangat `45…

  3. samsul arifin berkata:

    om, njenengan ngerti bahasa “mak bedunduk” juga ternyata. btw, met weekend juga, kisanak.
    salam untuk keluarga yah. 😀

  4. Chic berkata:

    mesti ini efek dari pelatihan kemaren ya… baguuuus :mrgreen:

  5. Acha berkata:

    sy sepakat dengan pernyataan bahwa manusia secara naluriah adalah makhluk yg tangguh dan pantang menyerah…
    Namun ternyata manusia tdk hidup dgn naluri semata…sehingga ketangguhan seseorang dewasa akan berbeda antara manusia dewasa yg satu dgn manusia dewasa lainnya …
    tulisannya pas bgt mas, soalnya sy sedang menyaksikan anak balita saya yg memang sangat tangguh dan pantang menyerah ..
    _salam anget_

  6. nothing berkata:

    balita apapun jenis kelaminnya memang makhluk yang luar biasa

    satu lagi yang menurutku juga luar biasa
    wanita usia dewasa tentunya hehehe

  7. adipati kademangan berkata:

    gilas trengginas tulisane sampeyan iki. balita aka arek cilik gak tau mikir akibat, sing penting dicobak dhisik. Ugo ngono sopo sing luwih kendel mesthi luwih oleh hasil.

  8. mawi wijna berkata:

    Orang dewasa tapi tingkahnya balita ntar malah dianggap wong edan. Ini mungkin masih ada kaitannya dengan artikel mas yg Mari Pindah Gigi. Sesekali kita mesti manuver bolak-balik turun gigi ke-1 naik ke gigi-5. Sepinter-pinternya kita lah memakai sifat kebalitaan dan kedewasaan kita untuk mengarungi hidup.

  9. ireng_ajah berkata:

    Semangattt…

  10. deeedeee berkata:

    hihihihihi… saya paling semangat pas ngeliat gambarnya, Mas :mrgreen:

    Met berakhir pekan 😉

  11. suryaden berkata:

    juoss.. ini berkah dari tukang pijet iku yo 😆

  12. reallylife berkata:

    terima kasih mas
    aku jadi merasa luar biasa

  13. arman berkata:

    iya jadi harus selalu disyukuri ya karena kita udah dilahirkan sebagai makhluk yang luar biasa! 🙂

  14. BrenciA kerenS berkata:

    jadi pengen peluk cium anakku bis baca ini..

    amazing ya..

  15. kucrit berkata:

    “yang takut kalah adalah orang tuanya”. Nah ini adalah salah satu luar biyasanya manusia.. hihihihii….

  16. edylaw berkata:

    sama saat kita baru mulai belajar bekerja…. jika kita belum bisa menguasai pekerjaan tersebut kita akan terlihat sangat rajin hingga bisa mahir.

  17. zefka berkata:

    Selain uraian mas yg di atas itu, gw ada pendapat tambahan mas,
    yg membedakan balita dengan manusia dewasa, sehingga mereka keliatan lebih tangguh :
    1. Misterius. Tangisan, senyuman, dan ocehannya penuh misteri sehingga banyak orang yg salah tafsir.
    2. Pemaaf. Gak pernah liat balita ngambek terlalu lama kan… 🙂 misal abis kita bentak/marahin… sebentar aja pasti dah bisa bermain lagi ma kita. Perhatikan aja anak2 kecil yg berantem, beberapa menit beikutnya pasti dah akur lagi.
    3. Pantang Menyerah. Beda dengan alasan mas yg pertama kan, Mas kan bilang kalo mereka gak mengenal konsep bahaya, artinya mereka berani, mencoba apa saja yg belom pernah mereka lakukan. Kalo pantang menyerah di sini, mereka akan selalu mencoba sampai berhasil untuk mengalahkan kegagalan2 mereka sebelomnya. Jatuh… bangun lagi.
    4.Gak Pemalu. Kayaknya ini jadi sifat awal dari semua manusia ya, sifa malu akan timbul seiring dengan meningkatnya pengaruh luar dan dogma di masyarakat. Balita kan gak pernah protes kalo keluar dari rahim ibunya dalam kondisi telanjang kan. Manusia dewasa normal pasti akan malu keluar rumah tanpa baju kan. Tapi sifat malu ini tergantung doktrin dan kultur manusia di sekitarnya. Di Jakarta beda dengan di pedalaman papua. Orang pake koteka di Jkt.. malu, di pedalaman Papua… biasa aja tuh.
    5. Dari segi fisik memang tangguh. Fisik balita yg masih terus aktif tumbuh mempunyai sel2 hidup yang sgt aktif baik untuk membentuk sel baru atau regenerasi sel mati, makanya balita sebenarnya punya ketangguhan fisik yg lebih.

    waduhhh.. panjang udah ahhh lain kali sambung lagi

  18. nie berkata:

    yang jelas mereka ituuu…lucuuuuu. gemessss

  19. AeArc berkata:

    brati saya juga trmasuk yg luarbiasa donk.. saya kan mantan balita.. wkwk =))

  20. advintro berkata:

    ada lagi, bedanya… dan gampang banget!
    kalau balita nyoba berdiri, terus jatuh lalu nangis, kalau kita? apa akan nangis? ngisin-isini

  21. nomercy berkata:

    ada yang pernah bilang: “seandainya aku bisa, maka aku akan memilih tidak menjadi dewasa. duniaku rapuh, tetapi aku tidak melepuh, karena aku jauh lebih tangguh dari duniaku” …

    ada juga yang bilang: “jangan takut dan bertumbuhlah menjadi dewasa … duniamu akan menunduk karena dirimu” …

    hmmmm … manusia itu mahluk yang sempurna … diciptakan sangat sempurna … hanya saja dalam bertumbuhnya, manusia kemudian mengenal batasan-batasan, dimana dirinya sendirilah yang membuat batasan-batasan tersebut … yang kemudian mengikis sedikit demi sedikit ketangguhan dalam diri … kemampuan dan kesempurnaan pun luntur … yang tinggal hanyalah tubuh dan pikiran yang rapuh …

  22. Treante berkata:

    setidaknya saat kita balita kita adalah makhlu paling berani dalam mencoba banyak hal 😛

    eniwei, mas sampeyan dapat award dari aku, liat blogku ya?

  23. Juliawan berkata:

    hmm setuju gua hehehehehe pas kecil emang kita dilahirkan suci karena itu bayi semuanya menangis karena sudah mulai memasuki dunia yang kotor ini hoho salam kenal ya and salam kenal semuanya 🙂

  24. sekartaji berkata:

    bbrp tahun lalu saya masih balita…sekarang lagi beranjak menjadi abg loh…

  25. podelz berkata:

    saya masih balita lo… 😛

  26. Muzda berkata:

    Aku malah kalo liat balita, mikirnya, kok mulus banget sih pipinya, alus.
    Aku dulu bukannya juga pernah semulus itu ya, kok sekarang gak lagi..
    Hehee 🙂

    Tapi Mas, soal berpacu ke depan tanpa menghiraukan pesaing, bagus juga tuh dijadikan filosofi buat maju, coz selama ini kaya’nya orang dewasa kebanyakan noleh ke samping yaa..

  27. zee berkata:

    heuheuhee… betul mas, yg bangkotan jg banyak kok yg daya konsentrasinya pendek, kekekeke…..

    tapi memang bener, pas kita dewasa kita jadi banyak pertimbangan ini itu, mau melakukan apapun pasti mikir dulu resikonya apa. kalo anak kecil kan gak begitu ya. mgkn krn tanggung jawab org dewasa jg beda dgn anak kecil.

    tp setuju, semua potensi yg kita miliki hrs diasah dengan baik.

  28. lambenesugiman berkata:

    kadang masih sama kayak balita…ma mik Susu ma…

  29. […] gw bisa panjang, bisa2 malah postingan aslinya malah kalah panjang Di beberpa postingan di blognya Mastein, dan blog2 lain emang gw cukup panjang ngasih komennya, mudah2an orangnya gak […]

  30. Ini tentang mas Bara ya?
    Saya ndak komen tulisan ah, komen aja tentang mas Bara yang ganteng tapi pemalu itu 🙂
    Hei mas Bara, kamu itu lucu bgt lho, walaupun kepala selalu nyungsep ke pundak bapaknya tapi melihatmu bergelendotan begitu menunjukkan bahwa mas Bara itu lengket dan sayang sama bapaknya. Aiiih kmrn sebenenya kamu itu pengen tak uyel2 😀 waaah jd pengen punya juga hehehe

    #stein:
    begitulah anak saya, ganteng, mirip bapaknya :mrgreen:

  31. egah berkata:

    “Balita konsentrasinya pendek

    Makanya gak usah bingung kalo balita ngambek, alihkan saja perhatiannya. Sebenarnya ndak cuma balita saja kok yang konsentrasinya pendek, yang bangkotan juga banyak”

    berarti kalo yg bangkotan ngambek juga tinggal alihkan perhatiannya aja to mas..???

    tak terapno nang kantor ah..sewaktu-waktu pak bos marah2 tinggal alihkan perhatiannya aja 😀

Tinggalkan komentar