Sepadankah yang Diperjuangkan Pembela Makam Mbah Priok?

Kata keramat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan, atau bisa berarti benda suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain.

“Apa ya karena efek magis itu yo Le, makanya warga begitu mati-matian mbelani makamnya Mbah Priok biar ndak dibongkar?” Kata Kang Noyo kemaren sore waktu ngobrol sama saya di warung Mbok Darmi.

Saya sendiri ndak gitu konsen, tenggorokan saya sakit, kayaknya mau pilek. Saya cuma sempat liat sekilas berita di tipi yang memperlihatkan aparat dan warga terlibat perang batu dan ada juga acara bakar-bakaran.

“Mbuh lah Kang, yang saya ndak ngerti kenapa gara-gara sebuah kuburan sampe menyebabkan ada orang yang dikubur.” Kata saya dengan nada prihatin.

Seperti sampeyan mungkin juga sudah tahu, bentrokan yang terjadi antara warga dan aparat Satpol PP yang didukung Kepolisian akhirnya memakan korban jiwa. Seorang anggota Satpol PP meninggal dunia setelah sempat menjadi bulan-bulanan warga. Upaya penegakan hukum telah berubah menjadi medan perang.

Hasil saya mbaca-mbaca di Kompas[dot]com mengatakan bahwa areal makam Mbah Priok berada di lahan milik PT Pelindo II sesuai sertifikat Hak Pengelolaan No 1/Koja Utara seluas 1.452.270 meter persegi. Sedangkan ahli waris Mbah Priok menyatakan lahan itu sebagai miliknya berdasarkan verklaring No 1268/RB pada 19 September 1934.

“Lha nek wis jelas masing-masing punya dasar hukum yang bisa dijadikan patokan kenapa ndak diselesaikan di pengadilan saja?” Tanya Kang Noyo.

Sebenernya bukan ndak ada upaya hukum. Pada tahun 2001 pihak ahli waris Mbah Priok pernah mengajukan gugatan kepada PT Pelindo II melalui Pengadilan Negeri Jakarta Utara namun gugatan tersebut tidak diterima dengan putusan No 245/Pdt.G/2001/PN.JKT.UT. Karena ahli waris tidak mengajukan banding maka putusan itu telah memiliki kekuatan hukum tetap.

“Tapi yo ndak terus Pemda boleh semena-mena menggusur tho Le, mosok sebagai pemerintah ndak bisa arif sama rakyatnya? Lagian makam Mbah Priok kan tempat bersejarah yang juga keramat.” Ujar Kang Noyo.

Lha inilah mumetnya hidup di negeri Indonesia tercinta ini. Banyak pihak yang teriak-teriak minta kepastian hukum, tapi begitu kepastian hukum yang diminta ndak mengenakkan dirinya sendiri teriaknya ganti minta kebijaksanaan.

Sebulan sebelum bentrokan berdarah yang terjadi kemaren, sekitar tanggal 5 Maret 2010, Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono menegaskan bahwa lahan pemakaman Mbah Priok akan dijadikan monumen.

“Jadi saya pikir alasan bahwa pembongkaran akan menghilangkan sebuah bukti sejarah kayaknya ndak pas Kang.” Kata saya.

“Tapi yo lucu tho Le, mosok makam jadi museum trus letaknya di sebelah tumpukan peti kemas.” Ujar Kang Noyo.

Yang lebih memprihatinkan lagi alasan bahwa makam itu keramat. Aneh rasanya mendengar alasan penolakan makam itu dibongkar karena tempat itu adalah makam keramat dan menjadi tempat ziarah. Bahkan saya sempet mbaca ada tokoh yang mengatakan, “Kalo nanti makam ini dibongkar kita mau ziarah ke mana?”

Ziarah kubur setau saya mempunyai dua fungsi : sebagai pengingat bahwa suatu saat kita juga akan mati dan untuk mendoakan penghuni kubur yang telah meninggal. Jadi kenapa harus bingung mau ziarah ke mana?

“Di situ juga tempat pengajian lho Le.” Kata Kang Noyo.

Lho memangnya pengajian cuma bisa dilakukan di situ?

Pemerintah mungkin kurang arif dalam melakukan pendekatan ke warga sehingga tidak mencapai kata sepakat, tapi warga juga ndak sepatutnya berbuat anarkis sampe merenggut korban jiwa. Miris rasanya melihat orang-orang berkopyah ikut membalik kendaraan aparat, memukuli, kemudian membakarnya.

Dimanakah citra Islam yang katanya rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam?

Jiyan!

24 comments on “Sepadankah yang Diperjuangkan Pembela Makam Mbah Priok?

  1. Asop berkata:

    Iya, saya juga heran Mas… Apakah makam sebegitu pentingnya? Bukan berarti saya mendukung penggusuran itu, tapi kan banyak kasus pemindahan makam di daerah lain. Kenapa warga itu ga mau makamnya dipindahkan ya? Di Arab saja rasanya ga ada pemujaan secara berlebih terhadap makam. 😦

    #stein:
    saya juga ndak ngerti, semoga ketemu solusi terbaik.

  2. Abi Sabila berkata:

    Innalilahi wa inna ilihi rojiuun…
    sangat disayangkan mengapa kerusuhan Priok itu mesti terjadi, tidakkah ada lagi cara damai untuk menyelesaikan masalah ini?
    Miris hati ini melihat tayangan di televisi, ada seseorang yang tersungkur ( sepertinya dari pihak satpol pp ) yang kemudian di keroyok, diinjak-injak, ditendang, dipukul, tanpa bisa memberikan perlawanan. tidakkah dia terlihat juga manusia? bukankah keberadaanya di situ juga karena tugas ( atas perintah )?
    Saya tidak tahu pasti mana yang benar mana yang salah, tapi saya sangat menyayangkan sikap brutal ( kedua belah pihak ).
    Ini sudah terjadi, semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. sebagai rakyat, semestinya kita lebih bisa mengontrol emosi, dan sebagai aparat dan pemerintah, semestinya kepentingan rakyat lebih diutamakan. Insya Allah, jika kedua belah pihak saling menyadari posisi dan tanggungjawab masing-masing, setiap persoalan ada jalan keluar yang terbaik, tanpa harus ada pertumpahan darah dan korban nyawa.

    #stein:
    konon pada saat seperti itu turun derajat kita sebagai manusia, kita ndak beda jauh sama hewan buas 😦

  3. big sugeng berkata:

    Saya sedih sekali melihat rakayat kecil bentrok sama rakyat kecil
    nggak tahu apa yang dibela bener atau nggak ya…
    pokonya sedih benget…melihat perilaku orang yang sudah tidak bergaday digebugin….

    #stein:
    celakanya media juga menganggap momen-momen itu harus disiarkan karena bernilai jual tinggi, sadis!

  4. cyraflame berkata:

    Errr.. dari tadi bolak balik ke artikel ini tanpa meninggalkan jejak..

    soalnya saya cuma bisa sedih ada peristiwa ini…
    dan pun saya juga bingung sebenernya salah siapa..
    eh ya nggak salah siapa ding, tapi siapa yang akan bertanggungjawab atas kejadian ini yang lagi2 harus memakamkan orang demi mempertahankan makam.. 😐

    #stein:
    saya masih ndak abis pikir, kok bisa separah itu

  5. prasetyandaru berkata:

    Padahal anak kecil itu jugak ikut2an lho..apa ya mereka tau sapa itu mbah priok? apa ya mereka tau mereka brantem demi apa? apa mereka ndak mikir ya? yang jadi Satpol PP itu mbayangkan kalok punyak sodara di Koja, miris ndak digebukin kekgitu, sebaliknya, orang2 sekitar Koja yang brantem2 itu mbayangin kalok anaknya jadi Satpol PP, digebukin kekgitu apa ya ndak loro ati?

    #stein:
    mosok ya masih sempet mikir mbak, wong kepala sudah mendidih

    • prasetyandaru berkata:

      apdetan yang saya dapet dari TV pak brewok, katanya Bang Kumis mau ngeluwarin SK cagar budaya buwat Makam ituh paklek…KEMAREN SEBELON KEJADIAN ITU DIA KEMANA YA?kok endak dari dulu mbikin SK-nya?

      #stein:
      Pemda terlalu meremehkan potensi konflik, kurang itungan mbak

  6. ulan berkata:

    hmmmm saya sependapat dengan njenengan mas stein, saya dari dulu juga sedang mencari apa fungsi mengkeramatkan ziarah, sampai mencari cari yang jelas malah jadi meng-berhala kan makan, ah.. tapi saya masih awam, kayak nya belom jauh wawasan ttg begini 😛 mohon bimbingan nya mas stein

    #stein:
    halah, sampeyan ini suka merendah 😆

  7. chocoVanilla berkata:

    Saya sampe bingung mo komen apa. Memang sangat menyedihkan. Memperjuangkan sesuatu yang gak sepadan dengan nyawa yang harus melayang, meninggalkan keluarga yang hanya bisa meratap.

    #stein:
    lha itu mbak, saya pikir ndak worth it banget

  8. clingakclinguk berkata:

    Dimanakah citra Islam yang katanya rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam?
    sampai saat ini pun saya masih sering bertanya-tanya soal ini, fyuh….

    Soal kejadian di Koja, hmmm..sayang sekali sampai jatuh korban seperti itu, saya percaya bahwa kedua pihak yang bertikai tidak punya keterkaitan secara langsung dengan perkara itu, baik warga maupun anggota Satpol PP, keduanya sama-sama korban.

    #stein:
    kalo saja semua pada mikir dengan kepala dingin, ndak perlu sampe kejadian separah itu

  9. umar berkata:

    Bubarin satpol pp, harga mati.

    #stein:
    welhah…

  10. mafioso bulungan berkata:

    Setuju… Satpol pp harus bubar,karena keberadaannya mengakibatkan guru,dan karyawan hohorer tidak diangkat-angkat menjadi pns,pemda lebih memberi jatah itu kepada mereka. Allahu Akbar.

    #stein:
    mosok sih mas? setau saya pol pp itu ya banyakan cuma honorer

  11. […] Sepadankah yang Diperjuangkan Pembela Makam Mbah Priok? […]

  12. Kang Bondan berkata:

    saya suka yang ngalorngidulan seperti ini. angkringan style. ! 🙂 tapi meski pun nampak ngalor ngidulan, tetap ada hikmah yang bisa diambil. kayak moto blog saya. ngalor ngidul ketemu kiblat. berjumpa hikmah dari berbagai arah 🙂

    #stein:
    makasih kunjungannya mas 😀

  13. Dewa Bantal berkata:

    Begini deh mas, yang diperjuangkan bukan hak mereka, tetapi hanya sebuah liang kubur.

    Kalau memang ada bukti diatas kertas tentang hak kepemilikan, ya perjuagkanlah sampai akhir. Masalah dana, patungan aja masing2 orang yang ikut unjuk rasa.

    Dan yang paling penting memang seperti kata pak Noyo.. Kalau kalah ya terimalah kekalahan itu.

    Btw, mindahin makam itu bisa gak sih? 😀

    #stein:
    ya bisa, dan konon sebenernya makam Mbah Priok pun sebenernya sudah dipindah, makam yang di situ sudah ndak ada jasadnya.

  14. Tetanggajenderal berkata:

    Mereka meneriakkan takbir tapi kelakuan mereka sangat bengis dan kejam. Islam tidak pernah mengajarkan untuk melukai dan bahkan melindunugi musuh yang sudah menyerah. Kemren lihat di metro tv betapa sadisnya massa berkopyah, mereka menginjak-injak, memukul satpol PP yg sudah tersungkur, bahkan mungkin sudah mati.

    #stein:
    miris tenan tho Kang

  15. Nur Ali Muchtar berkata:

    saya orang priok. kalo pulang dari depok (kosan) menuju rumah, saya pasti lewat makam yang dimaksud. pedih kalo liat berita-berita di TV. mereka sahabat kami semua

    #stein:
    cuma ada sesal di antara puing-puing 😦

  16. zee berkata:

    Saya kecewa dan sedih melihat ada korban meninggal hanya gara-2 masalah komunikasi yang tidak sama. Bahkan mereka yang katanya berjuang demi makam, apa mereka tahu betul apa yang mereka perjuangkan? Atau hanya ikut2an saja? Malu rasanya melihat saudara kita begitu, anarkis dan kesetanan kayak binatang. Biarlah mereka tanggung sampai mati dosa mereka yang sudah menganiaya orang hingga hilang nyawanya.

    #stein:
    saya yakin banyak yang cuma ikut-ikutan, entah ikut hasutan atau sekedar ikut komando. yang jelas menurut saya ndak sebanding antara yang diperjuangkan dengan yang dikorbankan

  17. mawi wijna berkata:

    Kalau menyimak komentar-komentar diatas, saya kira tiap orang punya pandangan sendiri-sendiri dalam kasus penggusuran makam mbah Priok ini.

    Lagi-lagi, kalau sedang ditimpa masalah, saya selalu inget pesan seorang Dalang pada saya:

    Le, sing marai dunia kisruh ki ono telu; harta, tahta, dan cinta

    Apa penggusuran makam itu dilatar-belakangi oleh ketiga hal tersebut? Kalau melihat aksi kekerasan yang terjadi, bolehlah kita merenung dan berpikir sejenak.

    #stein:
    nek menurut sampeyan dhewe piye mas?

  18. deni berkata:

    la koen gak nglihat dari sisi kebencian masyarakat yang telah lama terpendam untuk satpol pp.
    ini bukan masalah hukum thok. tapi juga keadilan dan kebijaksanaan emang tinggi mana keadialn dengan kebijaksanaan

    #stein:
    masyarakat sebelah mana mas?

  19. Remo berkata:

    sebelah kiri

  20. adilinator berkata:

    mas stein tolong jangan bikin pernyataan jika anda tidak paham soal agama. habib hasan bin muhammad al haddad itu WALLI ALLOH. bukan nya mbah anda yang kuburannya bisa asal dipindah. banyak bertanya sama ustad atau kiyai tentang habib. anda harus tau mas WALLI ALLOH tidak butuh doa anda, beliau ahli surga. umat ziarah yang butuh doa beliau. seperti anda ini yang pasti dihisab setelah mati. jemaah habib hasan bin muhammad al haddad ra. amin

    #stein:
    memang saya masih blom ahli soal agama, kalo begitu gimana kalo sampeyan ngasih tau saya dalil yang menyatakan bahwa seseorang yang sudah meninggal bisa mendoakan kita yang masih hidup.

    • darnia berkata:

      hmm…ini bukti kata-kata Udz. saya
      kalo yang namanya MUSRIK itu datengnya dari PEMUJAAN :p

      #stein:
      bukan saya yang bilang lho ya 🙂

  21. Wong Aneh berkata:

    Sebenarnya semua bisa beres dan tidak minumbulkan kerusuhan kalau satpol pp tidak merangsak masuk dan melakukan serangan yang refresif pada saat dialog yang diinisiatori oleh DPRD Jakut. Sayangnya pada saat itu sedang berlangsung, tanpa disangka satpol pp masuk dan memukulu semua yang ada disitu. Semua kalut dan akhirnya anarkis akibat kemarahan yang memuncak.

    Komplek itu bukan makam saja! Ini yang harus diketahui semua pihak. Akan lebih baik diam jika tidak tahu persoalannya. Di sana ada masjid dan pesantren. Kuburan hanya sebagian kecil lahan yang digunakan dalam komplek tersebut.

    Hasil dari pertemuan besoknya antara Gubernur, Wakil, DPRD Jakut, wakil Jemaah pengajian, Pihak Ahli Waris dan Pelindo terungkap bahwa hasil putusan pengadilan belumlah final. Upaya hukum dari kuasa ahli waris masih terus berperoses. Dalam pertemuan tersebut juga secara jelas menunjukkan pelindo bukan memiliki sertifikat tanah tetapi hak pengelolaan yang diberikan Gubernur.

    Menurut Zulhendri Hasan, salah seorang kuasa hukum ahli waris, tanah seluas 90 hektar yang diklaim Pelindo miliknya adalah hanya berdasarkan Hak Penggunaan Lahan (HPL) No 1 tahun 1987 dan bukan sertifikat tanah, itupun tidak termasuk tanah makam. “Itu tidak termasuk tanah seluas 54 ribu meter persegi milik ahli waris,”kata Zulhendri seperti yang dikutip dari Tempo Interaktif. Sedangkan Pihak Ahli Waris memegang bukti berupa surat Akte Van Eigendom No. 1268 yang dibuat di depan notaris GH Thomas di Batavia pada 25 Juli 1934.

    Di depan gerbang makam Mbah PriokDi pihak lain Wakil Walikota Jakarta Utara Atma Sanjaya mengatakan bahwa penertiban komplek pemakaman sudah sesuai dengan Instruksi Gubernur DKI nomor 132/2009 tentang Penertiban Bangunan. Sebab, kata dia. bangunan itu berdiri di alas lahan milik PT Pelindo sesuai dengan hak pengelolaan lation (HPU Nomor Ol/Koja dengan luas 1.452.270 meter persegi seperti yang dikutip dari bataviase.co.id.

    Bagaiman proses pemindahan hak tanah tersebut masih dalam pengusutan. Pemkot Jakut mengambil alih lahan pekuburan penduduk sekitarnya tetapi bukan lahan masjid dan pengajian tersebut.

    Terima kasih.

    #stein:
    makasih informasinya

  22. Jafar Soddik berkata:

    Ada satu tulisan dari website NU yang menceritakan tentang Makam Mbah Priok?

    http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=23054

    Walaupun itu baru tulisan seri I tapi semoga dapat membuka wawasan baru bagi yang selama ini hanya mendapatkan informasi dari media-media saja.

    #stein:
    lama ndak mampir mas, terima kasih pencerahannya

Tinggalkan komentar