Jujur Adalah Kunci Perbaikan

Suatu saat saya sowan ke rumah Mbah Suto, juragan beras yang kadang memberi pencerahan pada saya di sela-sela kesibukan mengurus bisnisnya. Soalnya kadang bosen juga dengan menu kopi seribuan yang selalu menemani saya ndobos bareng Kang Noyo di warungnya Mbok Darmi. Di rumah Mbah Suto saya kadang disuguhi kopi dari berbagai daerah, maklumlah beliau sering keliling Indonesia.

“Mbah, misalnya saya ini orang yang rusak, ndak pernah sembahyang, maling, mabuk, judi, main perempuan, pasti berat banget untuk tobat yo Mbah?” Tanya saya.

“Berat gimana maksudmu?” Kata beliau sambil menyalakan AC. Jiyan! Enak banget jadi wong sugih, di rumah pun ada AC, ndak perlu kipas-kipas kayak di rumah saya.

“Yo berat Mbah, berusaha memperbaiki diri, mengubah kelakuan 180 derajat, seperti pindah dunia tho Mbah.” Ujar saya.

Mbah Suto mesem, “Ndak seberat itu kok Le, dan ndak perlu mikir harus santun, pinter ngaji, rajin sedekah, dan macem-macem perbuatan baik yang mbikin niat tobat jadi makin jauh.”

“Lha trus piye Mbah?” Tanya saya.

“Cukup satu saja yang perlu dilakukan kalo kamu pengen memperbaiki diri, jujur.” Jawab Mbah Suto, “Separah apapun manusia, selama dia masih megang kejujuran, ndak akan susah diperbaiki.”

“Kamu ndak akan maling karena kalo jujur kamu bilang abis nyolong orang kampung akan nggebuki kamu. Ndak mungkin juga bakal main perempuan karena kalo kamu jujur istrimu akan ngamuk.” Tambah Mbah Suto.

“Kamu akan belajar kalo jujur pada diri sendiri bahwa kemampuanmu kurang. Kamu juga akan bekerja lebih giat karena kalo jujur kamu ndak akan ngarang-ngarang alasan untuk menutupi kurangnya kinerja pada mandormu.” Ujar Mbah Suto lagi.

Jiyan! Saya kok merasa kalimat terakhirnya sengaja dipake untuk mengiris-iris saya.

“Wis tho Le, kalo memang pengen memperbaiki diri ndak usah mikir yang ruwet-ruwet, cukup pegang saja satu sifat ini, jujur. Jujur pada orang lain, dan yang lebih penting lagi jujur pada diri sendiri.” Pungkas Mbah Suto.

Pulang dari rumah Mbah Suto saya lewat warungnya Mbok Darmi, tiba-tiba terdengar suara Kang Noyo dari dalem warung, “Utangmu Le! Piye, janjinya kan sekarang?”

Waduh! Saya lupa punya utang waktu acara gathering pabrik dulu. Tapi kalo saya bayar sekarang gimana nasib servis shockbreaker motor saya yang bocor itu?

“Waduh, maap Kang, lagi ndak punya duit beneran ini. Bulan depan saja yo?”

Ternyata jujur itu susah!

9 comments on “Jujur Adalah Kunci Perbaikan

  1. Ladiees berkata:

    jujur dalah kunci dari kehidupan, andai kata kita mulai tak jujur sangatlah susah mengembalikan kepercayaan.
    aq alami itu sendiri…

  2. Wempi berkata:

    mbah suto, mbah noyo datangnya dari mana ya?

  3. desty berkata:

    yang enak itu jujur kacang ijo 😀

  4. rizda berkata:

    jujur itu yg susah pelaksanaannya,,

  5. mawi wijna berkata:

    Jujur, gara-gara baca artikel ini saya belum kerja 😀

  6. cahayapelangi berkata:

    sepenuhnya tuk jujur itu memang lebih susah………

  7. […] pinter-pinter mengatur pengeluaran. Untuk sekedar ongkos mbetulin shockbreaker saja saya terpaksa bohong sama Kang Noyo, ngeles dari mbayar utang. Ah, istri saya memang […]

  8. […] pengalaman tidak menyenangkan saat mengungkap kesalahan, jadi tanamkan kepercayaan pada anak bahwa jujur adalah kunci perbaikan, jangan sampai anak berpikir bahwa jujur itu menyakitkan. Ingat, bukan cuma anak, semua orang […]

  9. Maya Iriyani berkata:

    Assalamualaikum, maaaas, saya Maya iriyani, mahasiswa sastra inggris disalah satu sekolah tinggi di Jakarta, saya tertarik dg artikel “Jujur adalah kunci perbaikan” yg saya jadikan sebagai topik pd thesis saya,, bolehkah saya mewawancarai mas terkait dg artikel tersebut??? tolong di balas yaaa mas, terimakasih

Tinggalkan komentar