Kesalahan Yang Jadi Pembenar

Kata Mbah Suto salah satu perbuatan yang masuk dalam kategori dholim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, misalnya buku dipake buat bantal, sajadah buat tiker, piring buat gelas, gelas buat piring…

“Kuwi bodho jenenge Le!” Potong Kang Noyo.

Halah! Orang kok ndak bisa diajak guyon.

Yang jadi masalah adalah kadang kedholiman dilakukan sebagai reaksi atas suatu kedholiman yang terjadi lebih dulu. Ibarat ilmu perkalian matematika, negatip ketemu sama negatip hasilnya adalah positip, yang bisa diartikan kesalahan yang timbul sebagai reaksi atas kesalahan sebelumnya bukanlah dianggap sebuah kesalahan.

“Kowe ki jane mau ngomong opo tho Le? Kok mbulet saja dari tadi.” Kang Noyo mulai ndak sabar.

Saya meringis, “Sampeyan tau sendiri tho Kang, pabrik kita ini ndak punya parkiran yang layak. Yang mbawa mobil ya mobilnya kepanasan dan kehujanan. Yang mbawa ya motor ndak jauh beda, tempat parkirnya memprihatinkan.”

Untuk sebagian orang bisa saja itu dianggap suatu kedholiman, wong pabrik kok ndak punya tempat parkir. Karena itu ada temen pabrik yang terpaksa melakukan kedholiman sebagai reaksi atas kedholiman pengelola pabrik yang ndak menyediakan tempat parkir. :mrgreen:

salah parkir

nyari parkir yang adem di bawah kanopi...

Kang Noyo ngakak, “Kowe kurang ajar tenan Le!” 😈

“Lha tenan tho Kang, itu dikasih kanopi kan maksudnya biar yang jalan kaki ndak kepanasan atau kehujanan. Motornya diparkir ndak pada tempatnya, dholim tho Kang?” Kata saya sambil cengengesan. 😆

“Wajar tho motornya ditaruh di situ, wong masih kinclong. Lha kalo motormu ditaruh di situ baru dholim, dekilnya ndak karuan.” Ledek Kang Noyo.

MegaPro Stein

lupa kapan terakhir kali dicuci...

Asem! 😯

“Apa jadinya negara ini kalo setiap kesalahan yang dilakukan orang lain dijadikan pembenaran bagi perbuatan kita?” Tanya Kang Noyo.

“Lha mbuh Kang.”

Jiyan!

6 comments on “Kesalahan Yang Jadi Pembenar

  1. desty berkata:

    motor sampeyan layak kok mas.. layak dipindahkan dr bawah kanopi maksudnya.. hehe *ngumpet*
    eh,btw buku BCBC nya dah nyampe?

  2. Dewa Bantal berkata:

    HAHAHA, kenapa nggak beli payung ukuran besar aja tapi yang bisa dilipat2 dan dibawa bawa. Dimanapun kau berparkir, disitulah payung menancap 🙂

  3. mawi wijna berkata:

    ikut-dan-ikut-ikutan 😀

  4. harikuhariini berkata:

    Kalo negatip ketemu negatip hasilnya selalu positip, kemungkinan jumlah negatip akan terus berkurang dunks. Sayangnya, dalam hidup yg terjadi bukan hanya perkalian dan pembagian. Tapi jg ada penjumlahan dan pengurangan. Kesimpulannya, mari qt belajar matematika. *halah*

  5. chocovanilla berkata:

    Motore ditutupi jas ujan aja 😀

Tinggalkan komentar