Manusia Setengah Dewi

Sampeyan pasti tau Megawati Sukarno Putri, penguasa PDI Perjuangan yang sejak terpilih sampe sekarang ndak pernah tergeser. Beliau mungkin memang punya kharisma tersendiri dalam sikap diamnya. Eros Djarot pernah mengungkapkan pandangannya tentang posisi Megawati, “Dalam PDIP, Megawati itu manusia setengah dewi, superwoman, apabila didekati dalam jarak tertentu bisa nyetrum.”

Kang Noyo ngakak waktu saya cerita soal kalimat Eros Djarot tersebut, “Berarti si Djarot sudah pernah kesetrum yo Le?”

Sepertinya Eros Djarot ndak asal ngomong, beliau memang pernah kesetrum waktu mencoba mencalonkan diri menjadi ketua umum dalam kongres I PDI Perjuangan di Semarang. Ndak sekedar kalah, beliau bahkan dilarang masuk ke ruangan kongres oleh Satgas PDIP. Di luar arena pun banyak simpatisan dan satgas PDIP yang menyanyikan lagu, “…siapa yang bukan Mega harus mati…”

Eros bukan satu-satunya orang yang terpental dari PDIP karena menantang Megawati. Seorang profesor hukum dari Universitas Diponegoro, Semarang, Dimyati Hartono, juga mengalami nasib yang sama. Karena berani mencalonkan diri menjadi ketua umum beliau dianggap ndak tau diri dan lancang karena menantang Megawati. Dan sang profesor pun tenggelam.

“Padahal dulu Pak Dimyati ini yang mbela Megawati waktu salah memahami konsep negara federal.” Ujar Kang Noyo.

“Salah memahami piye Kang?” Tanya saya.

Kang Noyo cerita, suatu saat Megawati berpidato di Stadion 10 Nopember Surabaya, “Kalo jadi negara federal kan repot, mau ke Jawa Timur saja harus pake paspor.”

Halah!

Saya ndak ngerti apakah orang-orang itu terpental karena Megawati yang sangat kukuh nggandholi kursi ketua umum, ataukah ulah orang-orang di sekelilingnya yang ndak mau kemapanannya terganggu. Yang jelas cerita-cerita seperti itu memperkuat kesan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merupakan salah satu partai yang paling ndak demokratis.

Sekarang ada lagi calon penantang Mega, sama-sama dinasti Sukarno, Guruh Sukarno Putra. Walaupun mengklaim direstui oleh Mega, ternyata ganjalan juga dialami oleh Guruh. Dengan Surat Keputusan Nomor 435/KPPS/DPP/11/2009, DPP PDIP memangkas aspirasi kader cuma sampe Pengurus Cabang, menyalahi AD/ART yang mewadahi Pengurus Anak Cabang. Logis, semakin sedikit yang punya suara, pengontrolan oleh DPP lebih mudah.

Guruh pun anyel dan berkomentar, “Cara-cara yang ditempuh DPP tidak berbeda dengan apa yang dilakukan di era Orde Baru.”

“Kira-kira nanti Guruh bakal terpental juga ndak Le?” Tanya Kang Noyo.

Saya kok jadi teringat kisah perebutan kekuasaan antara dua putra raja Solo, lucu, wagu, dan ndak mutu. Tapi mungkin itu karena saya ndak gitu ngerti dunia politik.

“Kalo terpental mungkin ndak Kang, wong sama-sama trah Sukarno. Darah kebangsawanan akan menolong di partai monarki macem PDI Perjuangan. Tapi untuk menang kayaknya susah, wong yang dilawan bukan manusia biasa, tapi manusia setengah dewa.” Kata saya.

“Dewi!” Kang Noyo meluruskan.

Oiya ding, Manusia Setengah Dewi. Jiyan!

11 comments on “Manusia Setengah Dewi

  1. marshmallow berkata:

    hihi… tulisannya nambah wawasan saya banget deh. kocak pula.

    sebagai orang yang tidak pernah bersimpati kepada partai dan tokoh dimaksud, membaca tulisan mastein menambah wacana dan amunisi buat (lagi-lagi) kesetrum geli alias ngetawain.

    no further comment, deh. takut disambit partisipannya yang konon fanatik banget.

  2. Huahhahahaha ngikik2 nih!
    Tapi PDIP itu punya banyak pendukung fanatik akan trah Sukarno lho mas.. gak bakal peduli mau setengah dewi, setengah dewa, mau nyalahin aturan, AD/RT dsb.. pokoke asalkan keturunannya Sukarno, pastinya di dukung 😉

    (ngelirik bapakku di rumah, yg keukeh jumekeh membela Mega hahaha)

    *Pa kabar mas’e?

  3. mawi wijna berkata:

    Sejak tahun 2009 saya dah ndak tertarik nyoblos banteng moncong putih 😀

  4. Chic berkata:

    ahahahahahaha sejak Eros Djarot, Dimyati Hartono, Laksamana Soekardi dan Kwik Kian Gie dipaksa mundur mengundurkan diri dari PDI-P, saya sudah lama tidak simpatik lagi terhadap Ibu satu itu. :mrgreen: Padahal mereka orang-orang pintar…

  5. pandaya berkata:

    kl bahas politik saya ge nemu menariknya d mana 😀

  6. dewira berkata:

    Berarti kesimpulannya PDIP = Partai Dewi Indonesia Perjuangan ya? upps.. *lirik kanan kiri*

  7. oglek berkata:

    itulah endonesa kang, namanya partai demokrasi tapi ndak ada demokratisnya babar blas

  8. luvaholic9itz berkata:

    pantes angelll, nyetrum toh

    😆

  9. suwung berkata:

    tunggu ajah kelanjutanya bos

  10. Tetanggajenderal berkata:

    jadi Dirut PLN aja biar bermanfaat setrumannya….

  11. batiknovita.com berkata:

    Untung bukan setrum beneran… hehehe… 🙂
    Thanks, salam kenal !

Tinggalkan komentar