Bikers, Nyalakan Lampu!

Dulu saya pernah bersitegang sama salah seorang mandor di pabrik tempat saya mburuh waktu mau melaporkan pernikahan saya. Laporan ini penting untuk bisa dapet tunjangan istri yang walaupun untuk sebagian orang nilainya ndak seberapa tapi ini adalah hak, wajib saya tuntut. 😆

Masalahnya terjadi pada salah satu dokumen yang wajib dilampirkan, fotokopi surat nikah yang dilegalisir. Mandor saya minta fotokopi surat nikah itu dilegalisir oleh KUA yang menerbitkan, yang berarti saya harus wira-wiri ke Jakarta untuk minta legalisir di kantor yang letaknya pun saya ndak tau. Sementara saya minta mandor saya saja yang melegalisir, sesuai aturan yang berlaku di pabrik saya.

Karena bolak-balik laporan saya ndak diproses akhirnya suatu saat saya dateng ke mandor saya itu sambil mbawa buku aturan kepegawaian. Saya buka pasal yang mengatur soal laporan pernikahan, di situ jelas disebutkan bahwa fotokopi surat nikah harus dilegalisir sama pejabat, trus saya perlihatkan pasal yang menyebutkan bahwa definisi pejabat adalah atasan buruh yang bersangkutan.

Mandor saya tetep ngotot, “analoginya begini, siapa yang berhak melegalisir ijazah? Sekolah yang menerbitkan tho? Jadi ini harus dilegalisir KUA!” 👿

Saya bilang, “maap boss, menurut saya analogi itu hanya perlu dilakukan kalo sesuatu ndak ada aturannya, ini sudah jelas ketentuannya ada kok sampeyan masih muter-muter pake logika.”

Dan saya berhasil, akhirnya laporan pernikahan saya lolos.

Sik tho, ini kok judul sama prolognya ndak nyambung?

Sabar sodara-sodara, inti dari prolog saya adalah jangan make logika untuk mencari pembenaran atas kebijakan yang melenceng dari aturan. *jiyah! bahasamu cak!*

Sampeyan penyemplak sepeda motor? Pada waktu mengendarai sepeda motor di siang hari apakah sampeyan menyalakan lampu utama? Ndak?! Kenapa ndak??

Jangan bilang sampeyan ndak tau ya, itu jawaban yang ndak mutu. Di negara kita kalo suatu undang-undang sudah dimuat di lembaran negara maka semua warga negara dianggap sudah tau. Tapi kalo memang sampeyan bener-bener ndak tau sekarang saya kasih tau. 😛

Pada tanggal 22 Juni 2009 pemerintah sudah mengundangkan Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96. Kalo sampeyan mau liat silakan donlot di sini.

Coba sampeyan baca pasal 107 Ayat (2)

Pengemudi Sepeda Motor selain mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyalakan lampu utama pada siang hari

Loud and clear tho? 😎

Jujur saja saya bukan termasuk pendukung gerakan menyalakan lampu utama di siang hari karena menurut saya ndak gitu ngaruh kecuali pas hari mendung atau hujan. Sempat sekitar setaun saya nyalakan lampu kalo siang, capek ke bengkel karena lampu sering bermasalah, kalo ndak lampunya putus, fittingnya rusak, ya kabelnya meleleh. *maklum motor tuwek* :mrgreen:

Tapi karena sekarang undang-undang nyuruh nyalain lampu utama di siang hari ya mau ndak mau saya harus nyalakan. Segala macem alasan untuk ndak nyalain lampu ndak kepake lagi karena seperti yang saya beber di awal tulisan tadi, kalo aturannya jelas ndak usah pake logika, lakukan saja. Kecuali sampeyan mau melakukan judial review kayak yang pernah dilakukan om Edy Caplang dan kawan-kawan atas UU ITE.

Para penyemplak motor, sebelum sampeyan teriak-teriak minta penegakan hukum mari kita tegakkan hukum yang sederhana ini, nyalakan lampu utama sampeyan di siang hari!

13 comments on “Bikers, Nyalakan Lampu!

  1. Heh….?!

    Ada sedikit bahasa londo disini??
    Ciiie…ciiieeee… mas stein 😀

    anw… udh ditetapkan jadi UU yah…
    repot dah 😀
    bener tuh… lampu besarnya jadi sering mati…

    moral of the story :
    Stok bohlam lampu motor ya mas
    hehehe

    PS. salam sama petugas pabrikmu yg mbandel itu mas… salam perjuangan ;)seneng aku mas stein ada lawan yg seimbang buat ngotot2an 😀 hehehe

  2. Chic berkata:

    dulu waktu peraturan itu pertama kali berlaku, hampir semua motor menyalakan lampu di siang hari.. hampir ya, ngga semua :mrgreen:

    sekarang? tidak satu pun yang menyalakan lampu. kan ngga ditilang ini 😆

    mosok mesti ada punishment sih bikin orang patuh…

    tanya kenapa?

  3. Jafar Soddik berkata:

    Di Jakarta ketika awal-awal muncul aturan untuk menyalakan lampu motor pada siang hari semua pihak sibuk, mulai dari pengendara motor sampai aparat kepolisian yang rajin mengingatkan para pengendara dengan memberikan isyarat tangan agar menyalakan lampu. Tapi aturan tersebut kini sepertinya hanya menjadi kenangan saja. Aparatnya sudah ga sempat ngurus yang begituan karena beban kerja mereka mengatur lalu lintas pun sudah cukup berat plus para pengendara pun merasa belum ada dampak positif langsung dari aturan tersebut sehingga enggan untuk menyalakan lampu motor mereka di siang hari bolong.

    Saya sendiri sempat bertanya kepada mereka yang menggunakan mobil apakah terbantu apabila para pengendara motor menyalakan lampunya pada siang hari — salah satu alasan aturan ini diterapkan karena untuk lebih mempermudah keberadaan motor yang berada di belakang — mereka menjawab tidak terlalu berpengaruh dan malah yang ada bikin silau pengendara lain yang berlawanan arah.

    Dampak menyalakan lampu motor di siang hari memang bisa panjang, mulai dari membuat silau, biaya untuk mengganti lampu yang membengkak karena cepat habis/mati dan juga dampak lingkungan akibat sampah-sampah lampu motor bekas atau meningkatnya jumlah karbon yang dikeluarkan ke udara dari panasnya lampu yang menyala. Dan sejak peraturan itu diterapkan saya sendiri termasuk yang membandel dengan tetap mematikan lampu ketika siang hari, kecuali mendung atau hujan, karena belum melihat dampak positif yang sangat jelas dari kewajiban harus menyalakan lampu motor saat siang hari. 😀

  4. adipati kademangan berkata:

    aturan kuwi mung 3 wulan thok. polisi wes wegah menging biker sing koyok ngono. ngatur lalu lintas ae ruwete gak karu-karuan,opo maneh ditambah ngatur lampu sepeda motor.

  5. marshmallow berkata:

    hm… pantesan belakangan saya sering dibuat waspada oleh sinar lampu utama sepeda motor. ternyata peraturannya udah diundangkan.

    terlepas dari analisa mengenai manfaat penyalaan lampu sepeda motor di siang hari, mari kita anggap bahwa kebijakan yang diundang-undangkan telah disusun dengan sangat bijaksana oleh para pembuat peraturan. namun sangat diharapkan agar penerapan peraturan ini tidak memiliki potensi menguntungkan beberapa oknum dan menjadi agenda tersembunyi pihak-pihak oportunis. soalnya kita kan sudah sama-sama mafhum dengan pomeo “peraturan dibuat untuk dilanggar”. entah dilanggar oleh penggunanya atau penegak disiplinnya.

  6. asri berkata:

    waduh, lampu motor saya mati kalo siang hari
    nyalanya klo dah nda dapet cahaya dari matahari *aka malem*

    –bandel ya kamu asri, ckckck–

    _____________________ :kabur:

  7. arman berkata:

    nyalain lampu emang gak ada salahnya… karena gak ada yang tau kan ntar tau2 mendung atau masuk daerah yang gelap… ntar kalo gak ada aturannya, terjadi kecelakaan malah bilangnya lha wong siang ya gak nyalain lampu (walaupun gelap).

    disini malah mobil pun otomatis lampunya nyala lho walaupun siang. jadi begitu nyalain mesin, otomatis lampunya nyala. gak bisa dimatiin.

  8. Ayam Cinta berkata:

    kirain dilampunya mesti ditaro legalisiran surat nikah. Hahahaha

  9. mawi wijna berkata:

    Jangan make logika untuk mencari pembenaran atas kebijakan yang melenceng dari aturan.

    I love your quote mas!

  10. Aubrey.ade berkata:

    mas stein…mampir aja,gak komen…
    **mlipir**

  11. samsul arifin berkata:

    sebenarnya tujuannya apa sih ya? kan ga mungkin kalau ga ada tujuannya, om. mungkin orang yang ga mau mematuhi aturan itu belum tahu kegunaan lampu yang dinyalakan di siang hari. padahal kita kan harus hemat energi, om. 😀

  12. Herryndari berkata:

    Aq sih nyalain terus kalo jalannya diatas 100,bisa lebih jelas keliatan pengendara/penyeberang jalan yg di depannya,jd yg ada di depan bisa ngasih jalan dulu ke kita,tp lampunya kok boros ya,paling gak 1 bln pasti ganti,bisa cepet miskin nih!!!

  13. […] piye, wong aturan sudah dibikin, sudah jelas ditulis kalo kita mau jalan lurus tetep harus ngikut isyarat lampu, kok ya masih […]

Tinggalkan komentar