Kamisosolen

lidahSampeyan tau kamisosolen? Itu penyakit lidah yang hanya berkembang biak di etnis Jawa (soale kalo bukan jawa pasti namanya bukan kamisosolen). Jadi kalo ngomong lidahnya suka kepeleset, apalagi yang ejaannya susah, misalnya  kata digeneralisir, yang punya bakat kamisosolen ngomongnya akan jadi, “digeneralal, digeneralilil, digeneralil.”

Orang yang menderita kamisosolen juga cenderung menyingkat kalimat dengan gemuruh suara kumur-kumur ndak jelas. Misalnya kalimat “Indonesia adalah negara yang terdiri dari pulau-pulau mulai dari Sabang sampai Merauke” akan menjadi “Indonesia adalah negara yang terblukutukblukutukblalablabla Merauke.”

Kelihatannya ini sepele, tapi di kampung saya pernah jadi masalah.

Alkisah di kampung saya yang penduduknya ndak sampe 100 KK itu cuma ada satu mesjid dan beberapa mushola. Karena cuma ada satu mesjid otomatis sholat jumatnya ya di situ. Untuk mengkompromikan ego masing-masing penguasa mushola maka jadwal khotib dan imam dibuat giliran, demikian juga muadzin diambil dari tokoh-tokoh muda yang aktif di masing-masing mushola.

Masalah timbul waktu Kang Noyo, seorang lulusan pesantren dari luar kampung diambil jadi mantu sama orang kampung saya. Orangnya simpatik, ngajinya bagus, suaranya merdu kayak di tipi-tipi. Tentunya yang bikin masalah bukan karena orang iri sama dia.

Suatu saat Kang Noyo bilang, “Afdholnya imam dan khotib sholat jumat itu orang yang sama, ndak seperti kita sekarang, pas khotbah yang maju Paklik Suto, trus waktu imam yang maju Mbah Waru. Kalo khotbah ya sekalian saja jadi imam, ndak usah gantian.”

Orang-orang manggut-manggut, karena yang ngomong lulusan pesantren pastinya ada dalilnya, begitu pikir orang kampung saya.

Masalahnya Mbah Waru itu orangnya kamisosolen! Beliau bisa jadi imam sholat jumat tapi terbata-bata kalo disuruh khotbah. Bisa khotbah, wong cuma mbaca, tapi jamaahnya ndak mudheng yang beliau omongkan.

Pecahlah jamaah sholat jumat. Mbah Waru mendirikan sholat jumat sendiri di musholanya, masjid tetap jalan dengan sisa jamaahnya.

Mungkin orang yang kamisosolen memang cocoknya jadi imam sholat saja, yang kekuasaannya mutlak tapi ndak perlu banyak ngomong. Jangan dipaksa khotbah, kasian. 😆

*gambar ngambil dari sini

13 comments on “Kamisosolen

  1. luvaholic9itz berkata:

    maaaaaakk kirain kamisosolen tu errr apa gituuuuu
    *apa ya sambl mikir*

    :mrgreen:

  2. detx berkata:

    ini kayaknya nyindir topik kemah yang kamisosolen pas pelantikan presiden kemarin ya? kwkwkwkwkw…

    gimana dengan kamitenggengen?

  3. OTAKU berkata:

    ndak mudeng aku

  4. Mawi Wijna berkata:

    Imamnya cuma pas shalat Dzuhur sama Ashar aja karena ndak usah melafalkan Al-Fatihah sama Surat Pendek toh? 😀

  5. itikkecil berkata:

    itikkecil likes this post…
    berarti kalau orang yang kamisosolen gak usah memimpin sidang besar dong…

  6. samsul arifin berkata:

    aku pikir tadinya kamisosolen itu sejenis penyakit bisul. haduh, jadi malu. 😛

  7. Boneth berkata:

    saya kira samisosolen sama kayak kamisol… dalemannya kebaya gituhh.. 😀 😀 😀

    *jd inget lagi jaitan kamisol di tukang jait kampung sayah blm diambil dari 2 bulan lalu 😛

  8. seperti nyanyi sambil main musik hehehe.
    bayarannya dobel :mrgreen:

  9. kucingusil berkata:

    seperti biasa, ceritanya nyinyir dan menyindir :mrgreen:

  10. clingakclinguk berkata:

    dasar perut lagi lapar, baca judulnya yang kepikir dari tadi malah risoles *nyamnyamnyam*

  11. […] Noyo ngakak, “Kamu itu ndak pernah berubah, ngomong selalu nyinyir dan nyindir. Awalnya nyanjung tapi terakhir mbanting. Mbok jangan terlalu sinis, siapa tau yang lagi kena kasus […]

  12. […] ini nyindir tho?” Kang Noyo nyeruput kopinya trus […]

  13. hahahhaha…
    penyakit apaan tuh…
    kalau di sumatra, kalimantan,,, namanya apa ya?

Tinggalkan komentar