Perubahan Tarif PPh Badan Tahun 2010

Tahun 2010 sudah berakhir, sebagian orang mungkin sedang mengevaluasi resolusi yang dulu mereka buat di awal tahun, sebagian juga sedang menyiapkan resolusi-resolusi baru yang diharapkan bisa diraih di tahun yang baru. Tapi ada yang ndak kalah ruwet dan mbikin mumet bagi sebagian yang lain, merekap laporan keuangan dan membuat Surat Pemberitahuan Tahunan 2010, atau dalam bahasa sederhana buruh pabrik macem saya biasa disebut laporan pajek.

Salah satu di antara orang-orang yang mumet itu adalah Mbah Suto, juragan dari kampung saya yang masih sering berlagak  kere walaupun omset pabriknya sudah bermilyar-milyar.

Kebetulan sore kemaren saya ketemu beliau waktu lagi ngopi di warung Mbok Darmi. Saya lagi nyeruput kopi sambil makan tempe gembus yang sekarang disajikan tanpa cabe, konsekuensi dari harga cabe yang merambat makin tinggi dan pemerintah ndak bisa berbuat apa-apa karena konon ndak ada dasar hukum yang bisa dipake untuk menangani masalah ini, waktu Mbah Suto menepuk bahu dan duduk di samping saya.

“Piye Le? Biasanya buruh macem kamu ini kan cukup makan nasi sama sambel, sekarang sambel pun pasti kamu ndak mampu mbikin, melas tenan.” Ledek Mbah Suto sambil menyalakan rokoknya.

Asyem! 😯

“Nganu Le, aku mau nanya, diskon tarif Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Badan yang seperti tahun lalu itu masih berlaku ndak?” Tanya beliau setelah cukup berbasa-basi.

“Masih Mbah, malah kata orang-orang tarifnya lebih rendah lagi sekarang.” Jawab saya.

Di awal tahun 2010 saya memang sempat ngasih tau Mbah Suto kalo untuk Wajib Pajak Badan yang omsetnya maksimal Rp 50 milyar ada diskon tarif sebesar 50% yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4,8 milyar.

Ruwet bahasanya?

Ya memang begitu yang tertulis di Pasal 31E Undang-Undang Pajak Penghasilan. Tapi dulu Mbah Suto mudheng kok dengan contoh itung-itungan sederhana yang saya buat.

“Tarifnya lebih rendah?” Mbah Suto sumringah, wajar, lha wong pabriknya guede, selisih 1 persen pun bisa menurunkan pajaknya berjuta-juta.

Menurut omongan dari orang-orang di pabrik yang ngurusi pajek memang tarifnya turun. Kalo tarif PPh Badan tahun 2009 masih 28% maka untuk tahun pajak 2010 tarifnya turun jadi 25%, ini konon disebut dalam pasal 17 ayat 2a Undang-Undang PPh.

“Berarti tarif diskonnya sekarang jadi 12,5% Mbah, lumayan tho.” Kata saya, seneng liat Mbah Suto senyum-senyum, soale kalo beliau seneng biasanya nanti pulang saya dibelikan rokok.

“Mbok, pinjem pulpen sama minta kertas selembar!” Seru Mbah Suto.

Mbok Darmi tergopoh-gopoh dateng mbawa pulpen sama selembar kertas yang sudah lecek.

“Tulis wae Le, gimana itung-itungannya!” Kata Mbah Suto, maklum juragan, kadang di luar pabrik pun permintaan tolongnya lebih mirip perintah.

“Misalnya angkanya sama seperti tahun kemaren, omsetnya 48 milyar trus total biaya sama harga pokoknya 45 milyar.”

Saya lalu bikin oret-oretan, jumlah Penghasilan Kena Pajak Mbah Suto yang dapet fasilitas diskon tarif 50% adalah :

(4.800.000.000/48.000.000.000) x 3.000.000.000 = 300.000.000

“Jadi laba sampeyan yang 3 miliar itu yang 300 juta cuma kena tarif 12,5% Mbah.” Kata saya.

Omset

:

48.000.000.000

Biaya

:

45.000.000.000

Penghasilan Kena Pajak

:

3.000.000.000

Penghitungan PPh Badan
12,5% x 300.000.000

:

37.500.000

25% x 2.700.000.000

:

675.000.000

Jumlah PPh terutang

:

712.500.000

“Lumayan tho Mbah, lebih rendah dari tahun kemaren.”

“Trus yang harus Sampeyan ingat Mbah, fasilitas diskon 50% itu bukan merupakan pilihan, alias hukumnya fardhu ‘ain, wajib dilaksanakan Mbah.”

Sebenarnya agak lucu juga, setau saya yang namanya fasilitas itu terserah kita mau make apa ndak. Tapi surat edaran dari Dirjen Pajak memang menyebutkan bahwa wajib pajak badan yang omset setahun ndak lebih dari 50 milyar wajib menggunakan fasilitas pengurangan tarif sebesar 50% itu.

“Yang lebih lucu kalo misalnya ada perusahaan yang ndak mau memanfaatkan fasilitas pengurangan tarif Le, kuwi jenenge wong edan.” Mbah Suto ngakak seraya berpamitan.

Sik tho, sepertinya ada yang kurang. Saya baru nyadar, kok cuma pamitan? Rokok saya mana Mbah?? 😈

Jiyan!

18 comments on “Perubahan Tarif PPh Badan Tahun 2010

  1. toblek berkata:

    3 milyar di penghasilan kena pajaknya kelebihan 0 satu mas
    😀

  2. Wuzzz ada yang nulis pajak…useful kang….

    An Avid Reader of Kang Noyo’s writes

  3. mamung berkata:

    waduh ini yang bikin gayus jadi seleb kurang ajar, masalah pajak pajakan..
    apa-apa kena pajak semua ya..
    mumet mumettt.. 😀

  4. ndaru berkata:

    mungkin takut dikira kurang kerjaan paklek..mosok lombok ae digaweke undang2..tapi sebenernya justru itu penting…biar orang2 sekeng tetep bisa melanjutkan tradisinya makan nasi sambel. tapi ngomong2 petani cabe itu kena pajak gak ya?

  5. ferry berkata:

    seru,
    thanks for informing.. ^^

  6. […] Untuk omset di atas 50 miliar pilih huruf a, untuk perseroan terbuka yang minimal 40% sahamnya dijual di bursa efek Indonesia pilih huruf b, sedangkan yang omsetnya “cuma” sampe 50 miliar pilih huruf c. *tarif dan cara ngitungnya liat di sini* […]

  7. mozarella berkata:

    permios bang……… numpang ngopi artikelnya, lumayan buat kerjaan pajak di kantor hehehehe……

    #stein:
    monggo 😀

  8. arsi cesya cengek berkata:

    1. Tn. Hamid adalah pemilik mobil sedan Mercy. Saat ini akan memperpanjang STNK bermotor miliknya, yakni termasuk jenis mercy 323 pembuatan 2002 yang jatuh tempo pada tanggal 6 Maret 2005. Jika diketahui nilai jual kendaraan untuk jenis mercy tersebut ditetapkan Rp. 400.000.000,- dan mobil tersebut digunakan untuk pribadi, hitunglah berapa PKB yang harus dibayar Tn. Hamid pada tanggal 6 Maret 2005 !!!

  9. Zee berkata:

    Orang baru ni yang pgn belajar pajak.
    kirain klo dibwh 50M Lgsung aja itungannya dkali 25% truz dpt lg potongan 50%. salah besar ya. misal laba bersih sebelum pajaknya 22.259.615 perhitungan kena pajaknya?

    #stein:
    omset kotor berapa dan untuk tahun pajak berapa?

  10. imam bukhori berkata:

    ooooohh,,, yg punya blg pake.e ini,,,,ketemu aja langsug enak pak

  11. sari berkata:

    wah tumben ada yang nulis blog tentang pajak…salam kenal 🙂

  12. Sahang berkata:

    Pak.. boleh minta tolong
    minta contoh pengisian formulir 1771 untuk Tahun 2011
    dengan lampiran Koreksi fiskal, L/R dan Neraca

  13. budi berkata:

    itu yang 25% lagi apa ya pak, kirain tuh cuma terutang yang 12,5% aja? trm kasih masih pemula mslaha pajak nih

  14. syamsipret berkata:

    kami ingin tarif pph badan dan perorangan

  15. edefika berkata:

    Blog nya bagus..ya kan mas toblek? 🙂

  16. paulo berkata:

    selamat malam pak… saya mau minta tolong misalkan omset saya dalam 1 tahun 5.5 milyar kira-kira berapa PPh terutang saya. sebelum saya minta maaf karna selama ini yang hitung pajak teman saya tp sekarang dia sudah tinggal dikota lain. trima kasih.

  17. meliana berkata:

    blog.nya bagusssss

Tinggalkan komentar