Azan dari Liang Kubur

Pertengahan puasa kemaren satpam komplek saya dapet musibah, ibundanya meninggal. Menurut cerita yang saya dengar beliau menderita penyakit jantung, sempat dibawa ke RSI dan RSUD Syaiful Anwar Malang tapi sama dokter disuruh dibawa pulang karena katanya sudah ndak ada harapan. *di negara ini orang kecil memang masih susah berharap mendapat perawatan medis yang layak*

Setelah menunggu selama 3 hari akhirnya saat itu datang juga, beruntung beliau meninggal dalam pangkuan anak-anaknya, persis seperti yang dikatakannya sehari sebelumnya, “Kalau saatku tiba, aku ingin meninggal dalam pangkuan anak-anakku.”

Jenazah dimakamkan malam harinya setelah tarawih. Saya ikut mengantar sampai kuburan, ikut larut dalam hawa mistis yang sulit digambarkan. Bergetar hati saya saat sosok yang terbungkus kain kafan itu diturunkan ke liang lahat, merinding kala mendengar azan serta iqomah dibisikkan ke telinga kanan dan kiri sang mayat. Berbeda sekali dengan mendengar azan dari masjid yang nyaris tidak ada rasanya. *mungkin saya yang sedikit bebal*

Di saat seperti itu mau tak mau saya teringat sebait lirik The Spirit Carries On yang dibawakan Dream Theater di album Metropolis Part II

Where did we come from?
Why are we here?
Where do we go when we die?

Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin.