Benarkah Ndak Ada Tuhan Selain Allah?

Kemaren sore tumben-tumbenan saya ketemu Mbah Suto lagi menikmati malem Jumat di warungnya Mbok Darmi, menyesap kopi seribuan sambil ngisep rokok kretek. Sebagai juragan dengan banyak bisnis jarang sekali saya liat beliau bersantai seperti sekarang.

“Tumben Mbah, bisnis lagi sepi tho?” Sapa saya sambil duduk di sebelah beliau.

“Ada waktunya buat nyari duit, ada waktu buat nyari ketenangan Le. Meskipun kamu mungkin ndak ngerti maksudnya, buruh pabrik kayak kamu ini kan taunya baru nyari duit.” Ujar Mbah Suto sambil ketawa meledek.

Asyem!

“Kamu masih inget apa kunci surga?” Tanya Mbah Suto.

Sambil nyeruput kopi saya teringat masa kecil di kampung dulu, tiap sore setelah adzan maghrib saya melantunkan puji-pujian di mushola yang letaknya tepat di samping rumah.

Kuncine suwargo, Lailaahaillallah…

“Inget Mbah, kunci surga itu kalimat tauhid, Lailaahaillallah, tidak ada Tuhan selain Allah.” Jawab saya mantab.

“Menurutmu piye, apa bener ndak ada Tuhan selain Allah?” Tanya Mbah Suto.

Lhadalah! Piye tho?

“Sampeyan ini gimana tho Mbah? Itu pertanyaan yang sudah jelas jawabannya!” Jawab saya agak sengit.

Mbah Suto mesem sambil mulai bercerita, “Kamu tau Emha Ainun Najib?”

Sudah biasa kalo dalam pengajiannya Cak Nun ada orang lain yang ikut mengisi mimbarnya, ndak harus kaku seperti umumnya pengajian, sesuai dengan julukan Kyai Mbeling yang disandangnya. Konon dalam salah satu pengajian yang beliau adakan ada seorang pemuda atheis naik ke mimbar, dengan penuh keyakinan berorasi tentang keyakinannya bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan.

Bisa dibayangkan seseorang berorasi tentang keatheisan di tengah pengajian, massa pun emosi. Tapi sebelum orang-orang mulai bertindak anarkis, Cak Nun naik ke mimbar dan menenangkan jamaah.

Beliau bilang bahwa kalimat tauhid yang menjadi dasar keyakinan seorang muslim berbunyi Tiada Tuhan Selain Allah. Apabila diumpamakan kalimat tauhid adalah sebuah tujuan, maka pemuda tadi telah mencapai separo jalan. Kadang kita yang sudah mengaku bertauhid pun ndak sadar masih menuhankan yang lain. Menuhankan uang, jabatan, kedudukan, keluarga. Separo-separo meyakini kekuasaan Tuhan karena setengah meyakini kekuatan “Tuhan yang lain”.

Kadang kita masih meragukan bahwa tidak ada Pencipta, Pemberi Rezeki, dan Pengatur alam semesta selain Allah. Kadang kita ndak sadar lebih hormat, lebih takut, lebih cinta, dan lebih mementingkan sesuatu dibanding Allah.

Cak Nun meminta jamaah untuk tidak menista pemuda tersebut, karena setelah bisa benar-benar menghayati makna Tidak Ada Tuhan seperti yang diyakini pemuda tersebut, barulah seseorang bisa dengan sempurna menghayati separo kalimat berikutnya, Selain Allah.

“Jadi piye Le, apa buat kamu bener-bener ndak ada Tuhan selain Allah?” tanya Mbah Suto lagi.

Saya terdiam, menyesap kopi sambil menghisap rokok dalam-dalam. Sayup-sayup terdengar suara pengajian di kejauhan.

Selamat hari Jumat sodara-sodara.

14 comments on “Benarkah Ndak Ada Tuhan Selain Allah?

  1. christin berkata:

    ahem. *tertohok* suwun mastein sudah mengingatkan

  2. budiono berkata:

    hohoho… tiada sadar menuhankan yang selain alloh.. selamat hari jumat kisanak, bobosan sampeyan kurang panjang! kwkwkw…

  3. mawi wijna berkata:

    membuat saya merenung lagi Kang…

  4. indomielezat berkata:

    very great!
    btw mbokdarmi kiey jeneng warungku lho…ahahahaha

  5. lina berkata:

    iya kadang tanpa sengaja kita menuhankan sesuatu. Naudzubillah….Astaghfirullah…jadi mau cepetan tobat ah

  6. alazyreader berkata:

    lebih sering inget urusan dunia ketimbang Tuhan… berarti memang ada Tuhan selain Allah ya mas? *eh*

  7. adipati kademangan berkata:

    Biyen pas cak nun mengadakan pengajian di masjid kampus saya membawa pemuda atheis itu. Sebelum pemuda atheis itu berbicara, cak nun memulai kalimatnya :
    Ini saya membawa teman yang atheis, bagi yang ingin membacok beliau silakan maju ke depan.
    Langsung disambut dengan ketawa semua peserta pengajian.

  8. febriyanto berkata:

    mbahnya filosofis…… kyk dosen BI ane gan.. 😀

  9. warm berkata:

    hmmm
    dalam sekali ulasannya mas
    saya ndak berani ngasih komen lebih jauh

  10. adit38 berkata:

    Menarik banget…
    Bisa jadi motivasi buat banyak orang.

    Temukan Saya Disini

  11. sugiman berkata:

    Abot tenan…Tuhanku kakean…Hahahaha 🙂

  12. wongiseng berkata:

    Berat mas topiknya 🙂 Dengar-dengar memang yang banyak menghabiskan waktu merenung tentang illah ini akhirnya kalau tidak jadi Atheis ya jadi Sufi 😛

  13. rustamaji berkata:

    ternyata aku sering melupakan-Mu ya Allah.

  14. zulhaq berkata:

    Ikut manggut-manggut dalam renungan saja saya.

Tinggalkan komentar