Infotainment Diharamkan?

Selama libur empat hari kemaren saya nyaris ndak online blas, hanya sesekali mbuka twitter di sela-sela ngurusi bapak dan simbok saya yang dateng dari kampung, juga mbakyu dari Jogja yang baru sekali ini sempat dolan ke Malang.

Ada yang agak ngganjel di pikiran saya waktu beberapa orang di twitter mengomentari pendapat menteri agama yang mendukung fatwa haram NU atas infotainment yang bersifat Ghibah.

Awalnya ada memberi link berita di Tempo Interaktif dan bilang, “Kenapa jadi seperti ini?”

Mungkin yang bersangkutan menyesalkan kenapa ribut-ribut Luna Maya dan beberapa wartawan infotainment jadi melebar sampai harus keluar fatwa haram.

Berikutnya bermunculan komentar-komentar seperti :

Kalau ndak suka ya ndak usah nonton, ndak perlu sampe bikin fatwa

Seharusnya tayangan seperti ini cukup diserahkan pada hukum permintaan dan penawaran, tanpa perlu nambahi tag haram

MUI boleh ngeluarin fatwa haram tapi masyarakat ndak perlu mengikuti

Ada banyak komentar sejenis yang mungkin sampeyan sempat mengikuti sendiri di twitter ataupun media sosial yang lain.

Sebenarnya menurut saya pribadi, memang ndak perlu keluar fatwa haram atas Ghibah. Ghibah yang dalam bahasa mbah saya disebut juga ngrasani dalam konotasi jelek, memang dilarang sama agama saya. Karena sudah jelas dilarang jadi ndak perlu lagi difatwa haram, seperti halnya MUI ndak perlu mbikin fatwa mencuri listrik itu haram, karena mencuri sudah jelas-jelas haram.

Tapi nuwun sewu, wilayah halal haram ini wilayah agama tertentu dan juga dengan kaidah-kaidah tertentu. Ada baiknya melihat keseluruhan gambar sebelum mulai berkomentar. Atau misalnya terlalu sulit untuk melihat secara jernih silakan ikuti kata-kata, “Kalo ndak suka ya ndak usah nonton, ndak perlu sampai bikin komentar.”

Komentar kok dilarang? Bukan dilarang, tapi kalo komentar hanya berdasarkan pemahaman satu arah, tanpa dilengkapi dengan pengetahuan memadai, apalagi dibumbui prasangka, cuma akan membuat panas suasana.

Sampeyan mungkin masih ingat tentang desas-desus Pondok Pesantren Lirboyo mengharamkan facebook. Kenapa saya sebut desas-desus? Karena memang faktanya Lirboyo tidak mengharamkan facebook. Tapi sebagian besar orang, termasuk saya awalnya, hanya mengikuti arus besar, latah dan reaktif.

Infotainment bukan melulu Ghibah, Ghibah pun bukan melulu infotainment. Yang diharamkan adalah infotainment Ghibah. Tolong pahami dulu masalahnya, baru mulai bicara.

21 comments on “Infotainment Diharamkan?

  1. Vicky Laurentina berkata:

    Awalnya dibikin infotainment, memang tujuannya bukan buat ghibah. Tujuan awalnya adalah pemberitaan tentang acara-acara di dunia hiburan, misalnya launching album musik, atau preview sinetron anyar. Lama-lama, beritanya bergeser menjadi gosip artis. Ini yang menyeret kepada ghibah.

    Solusinya, infotainment mesti balik ke prinsipnya, hanya menyajikan berita-berita bermutu. Sayangnya, mereka lebih ngejar rating ketimbang kualitas. Percaya deh, bahkan gosip artis itu ada chart-nya segala, kayak Billboard Top 10 aja.

  2. boneth berkata:

    infotaiment mestinya nggak perlu diharamkan, tp seperti kt k’vicky perlu ditata ulang dan diperiksa mutu dan beritanya.. juga jam tayangnya.. hehe

  3. Wempi berkata:

    MUI kasih rekomendasi ke KPI, KPI folowup ke tv nya, jika tidak dilaksanakn laporkan ke buaya dan seterusnya.

    jangan sampe setiap masalah selalu demo. 😆

  4. devieriana berkata:

    kalo infotainment itu ghibah, trus aku nonton apa ya?
    *nyari remote*

  5. Mawi Wijna berkata:

    akibatnya kalau infotainment saling kejar buat memenuhi selera pasar ya kayak gini ini…

  6. deteksi berkata:

    sepakat 100% kang. bangsa sini ini udah kebanyakan aturan normatif yang malah bikin orang puyeng.. jluntrungane yo dilanggar maneh dilanggar maneh.. yang dilarang itu enak! ndak boleh meniduri istri tetangga ya tetep banyak yang melakukan karena enak.. ndak boleh minum komr ya kafe-kafe yang jualan minuman mendemi itu tetep rame ndak ada yang bangkrut..

    di dunia ini memang sudah sepasang semua. baik buruk, enak gak enak.. njarno ae wong milih sing ndi, nek wes bosen lak kapok2 dewe..

  7. pak git berkata:

    kok jadi ngrasani mui dan infontainmen ya? ;D

  8. elia|bintang berkata:

    sbnrnya masalahnya jadi melebar begini karena sikap kekanak2an infotainment yg nuntut luna maya segala. biasa lah orang salah kata.. infotainment juga sering salah berita, artisnya biasa aja kok. ga pake nuntut2..

    akhirnya setelah wartawan2 ngebela luna maya, sekarang infotainment difatwa haram pulak.. mnrt saya sih ga perlu pake fatwa haram segala sih. tapi semua ini ga akan terjadi kl pihak infotainment lebih dewasa dalam bereaksi 😀

  9. mercuryfalling berkata:

    Kirain yg bisa ngeluarin haram atau halal cuma Tuhan 😀

    Mbokya ditata aja jamnya. Jangan keseringan. Puyeng juga waktu mudik, nonton TV isinya infotaikmen mulu dg isi berita yg sama.

    Sebenarnya berita gosip di Indo msh jauuuuuh lumayan dibanding di Amrik yg presidennya aja digosipin gay.

  10. grubik berkata:

    infotainment jangan diharamkan, tapi gak usah ditonton…

  11. adipati kademangan berkata:

    semakin bergosip kan bertambah iklannya bos, kalau sudah begitu semakin digosok semakin sip. Gimana, haram gak 😛

  12. Chic berkata:

    hah dilarang ya ngga apa-apa buat saya, wong saya juga ga pernah nontin ingpoteimen kok 😆

  13. itikkecil berkata:

    memang yang harus diharamkan itu ghibahnya bukan infotainmentnya. lagian apa gak bosen ya tiap hari yang diomongin masalah kawin cerai artes melulu….

  14. Mas Adien berkata:

    lebih sering nonton baby tv nemenin si kecil…

  15. zymanq berkata:

    lagian buat apa sih infotainment kalo banyak ghibahnya… kenapa ga diganti acara yang lebih menambah wawasan… kalo dilihat skalanya infotainment lebih besar acaranya dibanding acara pendidikan.. kenapa ga acara pendidikan dan kreatifitas yang dibanyakin. kalo berita udah ada acaranya berita.

    menurut saya kalo disaring di tiap orangnya kalo yang suka nonton yah nonton kalo yang ngga yah jangan terlalu beresiko, karena kalo yang polos dan hanya menerima aja… mendengar gosip2 dan info2 ga penting hanya bakal menuhin fikiran kosongnya dengan sesuatu yang negatif ghibah2 tersebut dan dicontoh dikehidupannya sehari2 dan jadilah budaya gosip….

  16. […] Ngerumpi yang (Konon Bakal) Dicekal Sampeyan tentu sudah mendengar bahwa PBNU memfatwa haram infotainment yang bersifat ghibah, ngrasani, membuka dan menelanjangi aib orang. Untuk alasan-alasan tertentu saya bisa memahami […]

  17. clingakclinguk berkata:

    ooo…yang diharamkan itu acara ghibahtainment *manggut-manggut*

  18. 4laY berkata:

    halal-haram itu bukan urusan MUI…
    dosa yo dipek dhewe sah ngurusi wong liya..
    hehehe

  19. samsul arifin berkata:

    aku ga terlalu setuju kalau infotainment itu diharamkan.
    setuju kalau yang mengandung ghibah dan fitnah yang diharamkan. 😀

  20. […] Jujur saya menyesalkan komentar-komentar yang mengesankan pengeluaran sebuah fatwa ndak make dasar ilmu yang kuat, tanpa pertimbangan yang matang. Ukuran yang dipake pun cenderung sepihak dengan pemahaman yang setengah-setengah. Celakanya media pun kadang memperparah dengan pemberitaan yang cuma berorientasi jualan, contohnya bisa sampeyan lihat pada kasus pengharaman facebook dan infotainment. […]

  21. […] Sudah cukup cerita Nikita-nya, nanti kalo diteruskan tulisan ini malah jadi ajang gosip. […]

Tinggalkan komentar