Sedikit Senyum Mungkin Melegakan

“Selamat Pagi, ada yang bisa saya bantu?”

Sepintas ndak ada yang istimewa dari kalimat di atas. Sapaan standard yang akan sampeyan dapatkan di hampir semua tempat layanan publik. Semua tempat layanan publik? Hampir semua, kecuali mungkin di kantor para birokrat.

Sampeyan tentu pernah mendengar istilah first impression alias kesan pertama. *dikeplak! sok keminggris*

Walaupun bukan segalanya kesan pertama biasanya menorehkan bekas yang dalam, apalagi kalo kesan pertama itu ternyata selamanya, maksud saya selalu ada kemungkinan bahwa pertemuan yang pertama ternyata juga jadi yang terakhir.

Mungkin sampeyan juga sudah mafhum bahwa rata-rata orang yang mau bertamu ke kantor birokrat sudah berbekal prasangka. Sudah kebayang kira-kira nanti pelayanan macam apa dari orang seperti apa yang bakal didapat. Yang namanya prasangka tentu ndak selalu benar, tapi ndak bisa sepenuhnya disalahkan karena prasangka individu tersebut bernenek moyang pada stigma jamaah yang kadung melekat di masyarakat tentang apa dan bagaimana kualitas layanan birokrat.

Citra buruk layanan dari birokrat mungkin akumulasi dari ndak jelasnya SOP (ini bukan jenis sayur yang berkuah bening itu lho ya, tapi Standard Operating Procedure), proses yang berbelit, biaya siluman, ndak adanya petugas front desk yang cantik dan sekseh, dan banyak lagi faktor pencetus lainnya sampai hal sepele yang ada di awal dobosan ini, kesan pertama yang ndak mengenakkan.

Saya percaya bahwa bukan hal yang mudah untuk mengubah citra, tapi selama sampeyan percaya ndak ada hal yang ndak bisa.

Mungkin sampeyan ndak punya wewenang untuk menyederhanakan proses atau membuat SOP yang jelas, tapi saya yakin sampeyan berkuasa atas mulut sampeyan sendiri. Sedikit senyum dan sapa ndak akan membuat wibawa sampeyan jatuh kan? 🙂

*gambar diambil dari sini

10 comments on “Sedikit Senyum Mungkin Melegakan

  1. Mawi Wijna berkata:

    saya pernah baca di Kompas, konon untuk menciptakan rasa nyaman pada konsumen, para petinggi juga harus membumi untuk ikut melayani konsumen.

  2. Vicky berkata:

    Saya curhat ya, Mas Stein. Pertama kali kerja di rumah sakit dulu, saya langsung dimarahi karena memperpanjang waktu konsultasi pasien. Pasalnya pasien kalo masuk meja saya, saya sapa dulu, truz saya tanyain kabarnya, lalu dia ke sini ngantre dari jam berapa. Akibatnya pasien yang biasanya menghadap dokter cuma 5 menit, di tangan saya bisa sampai 15 menit. Padahal sapa dan senyum itu sudah SOP pribadi saya..

  3. Wempi berkata:

    Tergantung gaji. Kalo frontdesk gaji kecuil senyumnya merekah pas di awal bulan pak karena sudah nrimo gaji. pertengahan bulannya mulai agak kecut senyumnya. 😆

  4. Chic berkata:

    saya ini cuma menjalankan tugas dari atasan, sampeyan ndak boleh protes saya senyum atau ndak!
    *macak jadi satpam di kantor birokrat*

    😆 😆

  5. Ria berkata:

    pegawai yang ngurusin birokrasi memang banyak yg gak bisa senyum ya mas…hehehehe…

  6. dek tina berkata:

    tp yang ngomong dw tampange kan jg SANGAR.

Tinggalkan komentar