Berapa Lama Lagi Waktu yang Saya Punya?

Rasanya masih belum lama, saat saya melihat seorang bayi kecil dibawa keluar dari ruang operasi sebuah rumah sakit di Jakarta Barat. Saat ibunya masih kliyengan karena pengaruh bius, saya sudah menggendongnya, membisikkan azan di telinganya.

Barra Faid Azizan masih bayi

Sampai tujuh bulan umurnya, saya cuma bisa ketemu paling cepet sebulan sekali. Waktu dan biaya adalah alasan klasiknya, jarak dari Probolinggo tempat saya mburuh ke Jakarta tempat istri dan anak saya numpang di rumah orang tua cukup berat untuk ditempuh. Berat di waktu, lebih berat lagi di kantong.

Barra umur setahun

Waktu awal-awal pindah ke Malang pun saya belum bisa setiap hari ketemu. Saya ndak punya cukup tekad untuk bisa menempuh perjalanan Probolinggo-Malang pulang pergi tiap hari. Tapi saya bersyukur, paling ndak tiap Sabtu Minggu saya bisa menghabiskan waktu bersama.

Dan lihatlah, tiba-tiba saja dia sudah mulai sekolah. Sesuatu yang bahkan ndak pernah masuk di angan saya waktu seumurannya.

masuk Playgroup

Konon orang tua adalah salah satu contoh makhluk yang ndak konsisten. Ingatkah waktu anak sampeyan masih tertatih berdiri? “Jangan cuma berdiri nak, sana jalan, ayo belajar jalan.”

Tapi saat anak sudah bisa jalan, “Berhenti jalan nak, istirahat dulu, ayah capek.”

Saat anak masih sepenuhnya tergantung pada sampeyan, sampeyan ingin anak cepet besar. Namun saat anak mulai besar tiba-tiba sampeyan merindukan waktu-waktu di saat anak masih tergantung sepenuhnya pada sampeyan.

Pernahkah sampeyan berpikir anak sampeyan merepotkan, bermanja-manja saat sampeyan merasa butuh waktu untuk diri sendiri?

umur 4 tahun

Sekarang lihatlah, dia sudah berganti seragam. Kira-kira berapa lama waktu yang tersisa sampai dia ndak mau lagi bermanja-manja dengan saya?

tau-tau sudah SD

Banyak anak yang merasa berat untuk berpisah dengan orang tua, tapi saya percaya, lebih berat bagi orang tua untuk  “berpisah” dengan anak.

Selamat hari Jumat, nikmatilah waktu sampeyan.

15 comments on “Berapa Lama Lagi Waktu yang Saya Punya?

  1. ndableg berkata:

    wis keroso soyo tuwo yo, pakdhe..

  2. potrehkoneng berkata:

    mrebes mili mbacanyaaa… 😦

    itu yang pake seragam warna biru, pas lucu2nya, rambut kriwul baju kegedean… hihihi
    nama adeknya ini siapa mas?

  3. putrimeneng berkata:

    anaknya mastein jebul ganteng, nanti kl anakku cewek besanan yo mas *hayah padahal hamil we durung jelas* :))

  4. deteksi berkata:

    subhanallah… terharu membacanya..

  5. Ferry berkata:

    touching and inspiring…
    like it

  6. antyo berkata:

    Jadi ortu itu memang ndak gampang. 🙂
    Tadi saya ngomong ke si ragil, “Kayaknya baru beberapa tahun lalu kamu masih di TK, kok Senen besok kamu kelas satu SMA” 🙂

  7. Rusa berkata:

    Huwaduhh, langsung terharu baca ini mas. Jadi membayangkan, kalau udah punya anak nanti, rasanya berat banget kalau harus jauh-jauhan mas.

    Sekarang udah SD yaa, makin gedee~

  8. Abi Sabila berkata:

    Benar, lebih berat orang tua berpisah dengan anak-anaknya, karena kasih sayang orang tua adalah sepanjang jalan, sedang kasih anak mulai terbagi setelah mereka mempunyai banyak teman.

  9. frozzy berkata:

    Waaaahhhhhh…… sang jagoan sudah bersekolah. Waktu memang pengkhianat ulung mas. Diam-diam melesat ketika kita sedang lengah…… 🙂

  10. Tidak terasa, waktu berputar begitu cepat, dan semuanya telah berlalu…

  11. dede berkata:

    nice :’)

  12. hasan berkata:

    nice, ga berasa anak kita dah besar.
    izin share cak.

  13. Liesda - mamanya azzam yg udah mulai gede berkata:

    itu suara versinya bapak2..sedang ibu kadang merindukan dan mengingat moment saat2 terbangun tengah malam..ganti popok..mama mimi susu…mama aku ngompol..mama aku minta diusap2in…mama aku minta di peluk….

  14. chocoVanilla berkata:

    Itu Mas Bara ya? Wis gede 😀
    Bener, Mas. Waktu masih anak2 kadang kita males main bersama. Nanti ketika anak sudah mulai main dengan kawannya kita yg kesepian apalagi nek sdh berkeluarga. Hiks..
    (langsung mulih peluk anak2 🙂 )

  15. […] lama ini ayah menulis tentang kamu, mungkin bukan sepenuhnya tentang kamu, bahkan mungkin tulisan itu bukan tentang kamu. Lebih […]

Tinggalkan komentar