Antara SBY dan Susno Duadji

“Sepertinya teknik pencitraan diri Pak SBY makin lama makin kurang sip yo Kang.” Kata saya waktu makan siang sama Kang Noyo barusan.

“Eh, mosok? Sik, mana rokokmu?” Kang Noyo ngambil satu rokok saya.

“Mungkin juga, lama-lama aku yo gemes kok lihat omongan beliau yang ngalor-ngidul ndak jelas, mbok sekali-kali jadi presiden itu yang tegas, tunjukkan kalo presiden itu memang dikasih kekuasaan sama rakyat. Mau apa-apa kok serba ragu-ragu.” Kata Kang Noyo sambil menghembuskan asap rokoknya.

“Ini lho Kang, saya mbaca pernyataan beliau waktu mbuka rapat kerja nasional, beliau pesen supaya aparat penegak hukum ndak asal main tangkap kepala daerah yang tersangkut masalah hukum, takutnya nanti pemerintahan ndak jalan.” Ujar saya, “Kok sepertinya ndak sejalan sama semangat penegakan hukum.”

“Belum tentu juga, konon katanya jumlah kepala daerah yang ditahan di era SBY paling banyak lho dibanding jamannya pemerintahan-pemerintahan yang dulu.” Kata Kang Noyo.

“Tapi yo tetep saja ndak pantes presiden ngomong begitu tho Kang, malah ini kata si Sujono, Bupati Pacitan, dia bilang presiden ngomong begini, kalo semua kesalahan yang kecil-kecil dipermasalahkan bisa-bisa semua pejabat di daerah akan ditahan, katanya kalo cuma selisih 5 juta atau 10 juta bakal ditalangi sama SBY. Opo ndak edan iki? Itu duit rakyat je, mosok ya begitu pengelolaannya?” Gemes saya.

Kang Noyo ngakak, “Dan di saat bersamaan SBY cuma diem liat anak buahnya dibantai gerombolan pansus di DPR.”

“Makanya saya bilang teknik pencitraannya makin kurang sip, yang harusnya dibela didiamkan, yang harusnya didiamkan malah dibela.” Kata saya meringis.

“Kesannya jadi presiden makin ndak punya wibawa, coba sampeyan bandingkan dengan pernyataan mantan Kabareskrim, Susno Duadji, waktu diangkat jadi Kapolda Jawa Barat, beliau bilang, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan saya pecat. Jika memang saya harus kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya saya pecat gara-gara korupsi, kenapa tidak? Tegas banget tho? Begitu harusnya pemimpin!” Ujar saya berapi-api.

“Halah rupamu, buruh pabrik wae kok sok ngomong politik. Sudah istirahatnya, itu lho pak mandor sudah mulai lirik-lirik.”

Ndobos memang menyenangkan, suka mbikin lupa waktu, bergegas saya ngikut Kang Noyo, waktunya mburuh lagi.

13 comments on “Antara SBY dan Susno Duadji

  1. wongiseng berkata:

    Wah sempat ndobos dan jadi tulisan disela makan siang 😀 Pak Susno Duadji ini memang denger-denger megang banyak informasi penting pejabat tinggi ya.

    #stein:
    bisa jadi, soale dia dulu kan ketua PPATK. Kapolri saja “takluk” :mrgreen:

  2. Wah ndobose apik tenan., mending pak Susno dari pada SBY, Nek Susno nyalon presiden wes tak coblos

  3. novee berkata:

    sangat disayangkan. harusnya SBY lebih tegas…toh dia nggak bakal ikut pemilihan untuk periode depan lagi..

  4. katakatalina berkata:

    kalo khawatir anggotanya habis bisa rekrut lagi to ya. cari yang lebih jujur dan amanah. 🙂

  5. ulan berkata:

    oooo gitu ya mas *mantuk mantuk *

  6. budiono berkata:

    dobosan kali ini bikin dingin kaki yang panas.. hekeke..

  7. si Rusa Bawean berkata:

    dari dulu banget aku tau
    kalo SBY itu sama sekali gak tegas

    kecewa banget karen dia dipilih lagi u/ jadi presiden
    :((

  8. mandor tempe berkata:

    yang pasti mandornya kang Noyo bukan saya, titik.

  9. luvaholic9itz berkata:

    pak susno itu dari pagar alam kampung nya orang sumatra mungkin pengaruh ketegasan berasal dari suku juga

    *gak nyambung* 😆

  10. […] lagi ramai diberitakan di media, mantan Kabareskrim Komjen (Pol) Susno Duadji menuding ada beberapa perwira tinggi di kepolisian yang berperan dalam praktik makelar kasus […]

  11. Fey berkata:

    Mas salam kenal ya ? Ketemu tulisan ini tanpa sengaja. Saya salah satu admin di FB ” Dukung Susno Duadji untuk Kebenaran2″ Terima kasih dan numpang cobas tulisannya ya mas…

Tinggalkan komentar