Hari ini berita hasil pemilu mulai menghiasi halaman depan surat kabar. *mungkin lebih tepatnya mengisi, kalo hiasan kan bukan untuk dibaca*
Jujur saya agak terkejut mengetahui hasil quick count, bukan hanya SBY yang memimpin dengan jarak cukup jauh, tapi juga suara Mega yang mengungguli JK dengan selisih cukup signifikan. Ini mungkin bukti bahwa banyak pemilih di Indonesia yang merupakan pemilih tradisional, memilih berdasarkan tradisi. Sekarang jujur saja lah, performa simbok selama jadi presiden dulu sama waktu debat capres kemaren kan ndak terlalu menggembirakan, tapi suaranya masih lumayan tinggi, berarti memang ada basis masa yang secara tradisi setia sama simbok Mega. *atau mungkin penggemar Prabowo?*
Saya pribadi memprediksi perolehan suara JK bakal lumayan menempel SBY sementara simbok Mega cuma akan memperoleh sisa-sisa. Tapi inilah demokrasi, rakyat sudah menentukan pilihan mereka, yang ternyata berbeda dengan prediksi saya. *salah satu bukti kalo saya ndak mbakat jadi analis politik*
Mulai hari ini saya yakin akan ada elit politik yang terus-menerus mengangkat berbagai kesalahan yang terjadi pada waktu pemilu kemaren. Bukan berarti kalo misalnya pemilu kemaren tanpa cacat trus mereka pasti menang, tapi mental orang kita memang begitu, ndak lega rasanya kalo belum menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain. Ndak papa jatuh tapi minimal harus memaki-maki sesuatu yang ikut andil membuat kita jatuh, mungkin akibat dari didikan masa kecil.
Kesalahan yang terjadi tentu ndak boleh dilupakan begitu saja, harus ada upaya penyelesaian sesuai tingkat kesalahan yang terjadi. Tapi pemilu sudah selesai, rakyat sudah memilih, ndak ada salahnya bersikap jantan dengan mengakui kekalahan, memberi salut kepada pemenang, dan bergandeng tangan memulai pembangunan. Hal yang akan memberi poin lebih di mata rakyat karena walaupun sampeyan ndak kepilih tapi sampeyan sebenarnya memang layak jadi pemimpin.
Saya jadi teringat ajaran guru saya dulu, yang selalu diulang setiap beliau mau menghajar mengajar saya,
sebaik-baik manusia adalah manusia yang berguna bagi sesamanya
Semoga filosofi yang sederhana ini selalu diingat, oleh saya, oleh sampeyan, juga oleh para elit politik yang sebagian mungkin sedang megang kepala sambil minum parasetamol.
Apapun yang mau sampeyan kerjakan hari ini semoga terselip kesadaran bahwa sampeyan ingin berguna bagi orang lain. *hubungannya sama elit politik dan pemilu opo mas?*
Mbuh, saya juga bingung, saya kan masih dalam masa penyembuhan, kepala masih nyut-nyut kok. Jangan tanya saya yang susah-susah dong… 🙄
saya datang ke TPS pagi pagi sekali dengan harapan “lebih cepat lebih baik” dan teryata tidak lebih dari 10% orang Indoneisa yang suka bangun pagi dan membuat negara ini lebih baik …
kalau sudah begini, silahkan “lanjutkan”
Sempat kaget juga dengan hasil perhitungan Quick Count yang menempatkan pasangan nomer 3 jauh dibanding dua kandidat lainnya padahal mayoritas kenalan dan di rumah saya menjatuhkan pilihan pada calon dengan slogan ‘Lebih cepat lebih baik’.
Ada fenomena apakah ini?
lhah kok filosofinya sama dengan blog sebelah, terinspirasi mungkin ?
#stein:
sumpah saya juga baru baca blognya om warm, khoirunnas anfauhum linnas, ini beneran petuah guru saya yang selalu diulang di jaman dulu 😆
semoga mereka yang tertinggal perolehan suaranya memperoleh kearifan dan jiwa legowo sehingga bisa dengan arif menerima kekalahan. Sesungguhnya gak ada yg kalah atau menang bagi 3 kontestan itu, yg ada adalah kemenangan bagi bangsa ini. Terlepas dari kekurangan yg masih terjadi disana-sini, pemilu ini telah mendapatkan pemimpin yg mudah2an mendapatkan kepercayaan oleh seluruh rakyat Indonesia dan dunia internasional.
Untuk yg kalah jgn cari2 alasan,biarkan rakyat Indonesia menikmati hasil dari pesatnya kemarin.
Kalo suara JK tiba2 hanya sedikit… kayaknya memang terjadi perpecahan internal di golkar (seperti diakui ketua tim kampanye nasional JK, Fahmi Idris)
Elit politik PDIP yg keliatannya masih belum terima dengan hasil pemilu kemarin. Mendengar komentar2 pedas dari mereka kadang pengin tertawa.. emang orang kalah itu menyakitkan.
Kalo liat selisih perolehan suara, versi quick count, kan banyak tuh hampir beda 30 persen, kalopun yg DPT error itu suaranya dikasih mega kayaknya susah banget utk sampe 60%.
Televisi dan media cetak jg ikut membikin suasana makin panas, kenapa yg diliput kok yg bagian pemilu yg bermasalah terus, yg lancar aman kok jarang diliput, karena itu terkesan pemilu ini gak berjalan lancar.
Kalo DPT ganda, kayaknya orang Indonesia gak sebejat yg dibayangkan. Boleh aja nama tercatat di dua DPT, satu DPT di tempat bermukim kemudian di kampung asal jg tercatat, tapi kan kemungkinan besar hanya mencontreng satu kali, gak ada untungnya nyontreng di dua tempat apalgi berjauhan, cape, biaya mahal. Gw juga tercatat di dua DPT, satu di Sengata, dan di Pati, Jateng (kampung gw), kenyataannya gw hanya nyontreng di sengata aja. Kalo ada kasus yg nyontreng 2 x mungkin gak ada 1000 orang (gak ada signifikansinya untuk bisa nambah 30 % suara)
kayaknya sampean cocok jadi pengamat politik mas.. hihihi….. kayaknya perkiraan sampean sudah terwujud mas, tuh sekarang di tipi sudah ada berita yang mencari-cari kesalahan pada waktu pencontrengan kemarin.. hmmm.. mudah2an bagi yang kalah bisa legowo… biar gak tambah kisruh..
: hahahaaa enakan jadi kayak gini aja mas… pengamat politik ntar susah bisa adil, tergantung yg bayar hahaha
sedikit koreksi untuk komen gw di atas :
“Untuk yg kalah jgn cari2 alasan,biarkan rakyat Indonesia menikmati hasil dari pesatnya kemarin.”
Maksudnya bukan “pesatnya” tapi “pestanya”… terlalu semangat ketik jadi salah (alasan aja nih..)
Tambahan :
Kecurangan atau layak dianggap kekhilafan banyak ditemui di kalangan akar rumput. Mulai dari yg nitipin nyontreng ke keluarga krn lagi sibuk, politik uang di kudus (search aja di om google, agar nyontreng no 1, para pemilih dikasih amplop berisi duit dengan tulisan mega pro). Atau ada yg nyontreng di tempat terbuka seperti di Timika. Semua itu menunjukkan betapa lugu dan polosnya rakyat Indonesia. Menurut saya jumlahnya sedikit dan itu normal diantara ratusan juta pemilih ada yg sedikit “nakal”.
Jgn hal2 semacam itu dipake oleh orang2 di “kayangan” (level birokrat) utk membikin negeri ini terluka dengan protes2 nyg gak mutu. Protes sah2 aja kok… asal dilakukan dengan benar dan pada jalurnya.
kata orang pinter di tempat sy tinggal, “Indonesia akan lebih baik dan lebih maju, bahkan meninggalkan jauh malaysia.. jika semua capres-cawapres bekerja bersama membangun bangsa.”
mas, mau kasih pengalaman saya waktu jadi saksi di desa sinduadi, mlati, sleman, kemarin. alhamdulillah saya merasa para pemilih di tempat saya sudah cukup cerdas dan boleh dikatakan bahwa proses pemilu presiden di tempat saya kemarin baik dan lancar. walaupun ada 5 suara yang tidak sah memang, tetapi itu karena ada beberapa orang yang tidak tahu bahwa mencontreng lebih dari sekali itu tidak sah, sungguh disayangkan memang.
walaupun juga ada yang sangat keterlaluan dengan mencontreng pasangan nomor 2, tetapi menyilang kedua mulut capres-cawapres nomor 3 kalau ga salah, tetapi itu semua tidak masalah karena surat suara tersebut tidaklah sah.
sekarang kia berdoa saja mas, semoga Indonesia menjadi bangsa yang maju 5 tahun ke depan dan disegani bangsa2 lain selamanya. amiin.
satu aja pertanyaannya Mas: sampeyan melu nyontreng dan bener-bener milih opo ora? 😀
#stein:
saya nyontreng tho mbak, untuk pertama kalinya sejak punya hak pilih 😆
[…] di setiap postingannya dan kadang sampe lupa diri bikin komentar yg terlalu panjang, seperti di postingan ini. Kalo liat header di blognya sih kayaknya Mas Stein ini selalu mobile antara Malang – […]
hore saya juga udah nyontreng… masalah siapaun yang terpilih… kita tinggal berdoa saja semoga bisa menjadikan negri kita tercinta ini lebih baik lagi.. 🙂
amiin…
moga2 aja suara kita gak salah memilih pemimpin ya mas
saya juga kok rasa-rasa pernah membaca postingan dengan aura yg sama ini ?
tenang, mas …
yg penting besok musti lebih baik dari hari ini .
*gak nyambung ? ya maafkan & maklumkan saja* 😀
Nyontreng sebagai bentuk partisipasi warga negara yang peduli.
nyontreng siapa nih ngomong” . hihihi
salam kenal
Rakyat sudah memilih, dan alhamdulillah sesuai jg dengan pilihan saya.
Semoga amanah 5th ke depan bisa dijalankan dgn baik.
aku juga kaget bener. analisa aku sama ama kamu, mas. tak pikir mega-prabowo cuma dpt sisa2x. lha kok malah JK yg sisa2x, pdhl udah jelas terlihat lebih punya visi and visi drpd mega. memprihatinkan sekali.
thanks God satu putaran saja
yg penting lanjutkan !!! 😉
Semoga cepat sembuh Mas.. Ayoo.. lanjutkan! 😀
saya jg nyontreng donk, saya jg pny 2 hak pilih 😉 tp cm bisa milih 1x lah pastinya, jauh ;p
“jangan tanya yang susah-susah, dong…”
hihi… saya jadi tau deh kalau mastein ini termasuk pengagum dan tipe pemilih tradisional tadi. kata-katanya nyaris plek-ketiplek. wakakakaakk…