FPI Bukan Anarkis

Lambang Anarki

ini bukan lambangnya FPI tho?

Konon tindakan sebuah gerombolan laskar berjubah yang beberapa waktu lalu ngamuk-ngamuk sambil nendang meja kursi tempat sejumlah waria lagi diskusi disebut tindakan anarki.

“Memang bener tho Le, itu namanya anarkis.” Timpal Kang Noyo. Berhubung hari minggu kemaren adalah tanggal 32 April yang artinya buruh macem saya ini belum gajian, terpaksa kami nongkrong di teras rumah saya. Ndak papa lah, rasa kopinya toh sama saja seperti warungnya Mbok Darmi, mungkin yang ndak dapet cuma nuansanya.

“Jadi itu memang tindakan anarkis yo Kang?” Tanya saya.

“Wis jelas tho Le, tindakan mereka itu ndak menghormati aturan, ndak menghargai hak-hak orang lain, dipikirnya negara ini punya mereka ‘po? Harusnya aparat juga lebih tegas menghadapi tindakan anarkis seperti itu!” Kang Noyo ngomel-ngomel, ndak tau beneran mangkel sama si anarkis, atau cuma karena hari ini lagi-lagi saya ndak nyediakan rokok. Maklumlah, ini bener-bener tanggal tua.

“Memangnya anarki itu apa Kang?” Tanya saya lagi.

Kang Noyo terdiam sejenak, “Anarki ya itu tadi, tindakan merusak…”

Dalam situasi seperti ini mau ndak mau saya teringat acara komedi BeCak yang ditayangkan JTV, sebuah stasiun tipi lokal Jawa Timur. Salah satu bagian terlucu acara tersebut adalah saat pembawa acaranya menanyakan pendapat seseorang tentang sesuatu, misalnya, “Menurut Sampeyan apa dampak dari globalisasi?”

Jawaban panjang lebar yang disampaikan biasanya akan langsung terhenti saat orangnya ditanya lagi, “Globalisasi itu apa?”

Konon katanya secara etimologi anarki artinya tanpa pemerintahan, sedangkan orang yang menganut dan mempercayai anarki disebut anarkis.

“Etimologi kuwi opo Le?” Tanya Kang Noyo.

“Kalo ndak salah itu semacam jajan pasar Kang.”

Jiyan! Mbales beliaunya.

Yang saya tau inti dari ajaran anarki adalah terciptanya kebebasan mutlak individu dan menolak adanya segala bentuk penindasan. Dengan penolakan terhadap penindasan berakibat mereka juga menolak hirarki, karena otoritas hirarki punya kecenderungan melakukan penindasan. Dan tentu saja mereka juga menolak pemerintahan, karena yang namanya negara akan selalu membatasi kebebasan.

Kaum anarkis ini memimpikan sebuah sebuah masyarakat yang hidup tanpa hirarki, berdampingan secara damai dengan prinsip kesetaraan dan kebebasan individual, serta bekerjasama secara sukarela. Ndak ada Pak RT, ndak ada Pak RW, ndak ada hansip, tapi juga ndak ada maling, ndak ada preman, kedamaian ala negeri dongeng lah pokoknya.

“Trus maksudmu ndobos ra mutu ini opo Le?” Tanya Kang Noyo lagi.

Saya mesem, “Berarti yang dilakukan sama gerombolan laskar berjubah itu bukan tindakan anarki Kang. Karena tindakan mereka berbau penindasan, hal utama yang ditentang oleh gerakan anarkis ini.”

“Jangan buru-buru menarik kesimpulan tho Le, liat dulu kejadiannya. Kalo diliat dari kebebasan individu para anggota laskar berjubah untuk masuk dan mbikin rusuh, hal itu bisa disebut tindakan anarki, kan mereka make prinsip kebebasan mutlak individu. Trus kalo melihat bahwa walaupun di situ ada polisi sebagai aparat negara dan acara itu sudah berijin tapi mereka ndak peduli, berarti mereka ndak mengakui adanya negara, anarkis juga tho?” Kang Noyo ngeyel.

“Oalah! Sampeyan ini lho, tujuan utama kaum anarkis adalah menolak penindasan. Kebebasan mutlak individu dan ndak mengakui negara itu cuma efek samping. Jadi sudah jelas kalo tindakan laskar berjubah kemaren itu bukan tindakan anarki, karena tindakan mereka berbau penindasan.” Ujar saya.

Kang Noyo sudah bersiap membuka mulut lagi, terpaksa saya keluarkan rokok terakhir saya. Daripada debat kusirnya ndak selesai-selesai. Dengan tenang kawan saya ini nyeruput kopi lalu menyalakan rokoknya. Ndak papa lah, toh besok sudah bayaran.

Tapi memang lucu-lucu mengenaskan kejadian kemaren, bahkan polisi pun ndak dianggap sama gerombolan berjubah itu. Sampai ada komentar di koran, “Polisi saja takut, apalagi waria…”

Jiyan!

22 comments on “FPI Bukan Anarkis

  1. moehs berkata:

    HUKUM YANG TERINJAK2..
    HARGA DIRI YANG TERCABIK2..
    AGAMA YANG DIASINGKAN..

    PERAN YANG DINISCAYAKAN…

    …..LENGKAP SUDAH.
    FPI YANG DIBENCI FPI YANG DICINTAI..

    #stein:
    puitis, tapi saya ndak mudheng

    • adipati kademangan berkata:

      keyboardnya rusak ya mas? benerin dulu gih, baru kemudian komen lagi ke sini

      #stein:
      capslock-nya nyangkut mungkin :mrgreen:

  2. christin berkata:

    menurut saya sih bukan anarkis juga, tapi fasis πŸ˜†

    #stein:
    fasis? kayak mussolini gitu *byuh*

  3. budiono berkata:

    yang mereka lakukan adalah ekspresi biasa..

    #stein:
    mereka yang mana ini cak?

  4. prasetyandaru berkata:

    anarkis itu haram ndak paklek?

    #stein:
    waduh, halal haram itu bukan kewenangan saya je mbak

  5. Jafar Soddik berkata:

    Setelah buka wikipedia, ada kutipan tentang anarkisme terkait dengan hubungannya dengan kekerasan:

    Dari berbagai selisih paham antar anarkis dalam mendefinisikan suatu ide kekerasan sebagai sebuah metode, kekerasan tetaplah bukan merupakan suatu ide eksklusif milik anarkisme, sehingga anarkisme tidak bisa dikonotasikan sebagai kekerasan, seperti makna tentang anarkisme yang banyak dikutip oleh berbagai media di Indonesia yang berarti sebagai sebuah aksi kekerasan. Karena bagaimanapun kekerasan merupakan suatu pola tingkah laku alamiah manusia yang bisa dilakukan oleh siapa saja dari kalangan apapun.

    Sehingga mungkin sekarang ini kita perlu meluruskan kembali penggunaan kata anarkis dan kaitannya dengan kekerasan πŸ™‚

    #stein:
    makasih mas, sampeyan memang teliti πŸ˜€

  6. Dewa Bantal berkata:

    Ini sama aja kayak pendobrakan konfrensi para homo dulu itu ya?

    Gimana ya, tapi menurutku si mau separah apapun, dendam pribadi maupun disangkutkan ke hukum dan agama, kalau dari yang tertuduh bersalah nggak ada ancaman tindak kekerasan fisik (alias nantang), apapun alasannya nggak betul kalau langsung main grebek dan kayak siap membunuh mereka semua gitu…

    Dilempar gelas? ..

    Mau anarkis, fasis, ekstrimis dll dsb, bagiku sebuah makna gak terlalu berarti lagi. Masyarakat barbar sudah cukup mewakilinya.

    #stein:
    saya pikir komunikasi masih bisa dilakukan dengan santun, ndak perlu bertindak bar-bar gitu tho mas

  7. adipati kademangan berkata:

    Selamat datang di kosakata Indonesia mas. Tidak hanya kata anarkis saja yang mempunyai arti lain, bahkan kata “makan” pun tidak hanya “memasukkan ke mulut dan mengunyah kemudian ditelan”. Makan bisa bisa berarti apapun tergantung apa maunya penulis, dan pembaca diharuskan maklum terhadap arti lain yang dimaksudkan penulis.
    Kalau tidak sesuai dengan etimologi, tata bahasa, arti kata, kamus, wiki, dll maka pembaca tetep disalahkan karena tidak mau berusaha mencari arti yang lain selain yang sudah ada wakqkqkqkqkqk

    #stein:
    ini kan cuma judul saja om, biar banyak yang dateng karena pengen nyanggah πŸ˜†

  8. Asop berkata:

    Walah walah, memang harus dikerasi mereka itu… 😐
    Tapi secara garis besar saya no komen lah untuk kejadian waria itu. 😎

    #stein:
    masalah sensitip mas? πŸ˜†

  9. Semoga mereka sadar apa yang mereka perbuat??

    Salam AnakBangsa,.,
    Salam Perubahan..

    Mau Hidup Bahagia??

    #stein:
    mereka yang mana?

  10. warm berkata:

    kali ini saya setuju dengan kang Noyo
    πŸ™‚

  11. omiyan berkata:

    Homo dibiarin berkeliaran begitu jgua waria alias banci, jangan katakan mereka punya Hak Asasi lha wong ktia manusia juga punya Hak Asasi …… terbebas daris egala bencana yang ada karena tingkah laku manusia yang aneh …

    sayangnya kita ga pernah nyadar, kenapa begitu banyak bencana trjadi di negeri ini, karena kita sendiri sudah lalai melaksanakan kewajibans ebagai manusia …

    semoga cerita negeri kaum sodom tidak eprnah kita lupakan

    #stein:
    analogi sederhanya begini mas, saat warga RT sampeyan kerja bakti sampeyan malah tidur-tiduran di teras rumah, kemudian beberapa orang dateng dan menggulingkan bale-bale tempat sampeyan tiduran sambil memakin-maki karena sampeyan ndak ikut kerja bakti. kira-kira sampeyan bakal dengan sukarela ikut kegiatan ndak?

    • adie berkata:

      itu adalah analogi yang sarat akan ego,, anda juga harus melihat secara normatif dan bijak. Tindakan tegas FPI karena klimaks dari bungkamnya aparat hukum untuk menindak, wong sudah dilaporkan tapi tidak di gubris.. piye mas?? Analogi yang benar, jika ada tetangga sampeyan bertindak menyimpang, jam 12 malam setel musik keras keras, sudah dinasehati, diperingatkan, lalu di laporkan namun tetangga sampeyan ngotot karena dia punya hak asasi masnusia katanya untuk memanjakan kupingnya.. lalu RT RW juga dicuekin, malah mendukung karena tetangga sampeyan orang berpangkat dan pejabat, lalu ada sebagian tetangga berinisiatif utk menindak sendiri dengan menyambit rumah dan membanting radio tersebut.. lalu mana yang melanggar norma normatif??

      Waria merusak moral warga depok karena menampilkan orang-orang yang mempunyai perilaku penyimpangan seksual. Hal ini tentu merusak dan malahan sejatinya melanggar HAM, karena jangankan dengan norma agama, jika bersandar kepada norma hukum dan sosial saja perilaku menyimpang ini sudah merusak tatanan kehidupan manusia, bayangkan jika semua manusia itu homo atau penyuka sejenis, maka tidak akan berjalan kehidupan di muka bumi ini.

      Penyelenggaraan seminar dan Kontes waria ini dinilai sebagai tindakan amoral yang tidak bermartabat karena komunitas waria adalah komunitas menyimpang dari yang berakhlak, kaum ini adalah kaum yang sakit jiwa seksual yang harus dibina untuk kembali ke jalan yang benar sebagai manusia normal.

      #stein:
      saya sepakat sama paragrap pertama komen sampeyan. pertanyaannya, sudahkah langkah-langkah persuasif macem menasihati, mengingatkan, dan melaporkan (yang artinya menyerahkan masalah ini pada hukum positif) dilakukan oleh FPI?

      • adie berkata:

        seperti yg saya bilang di atas mas,,,”Tindakan tegas FPI karena klimaks dari bungkamnya aparat hukum untuk menindak, wong sudah dilaporkan tapi tidak di gubris.. piye mas??”
        dengan kata lain FPI telah menjalankan prosedur standar sesuai hukum yang tertata di negri ini, lapor RT, RW, klurahan, kcamatan, bahkan sampai tingkat aparat2nya.
        hal yang kita lihat di media adalah anti klimaks dari seluruh prosedur yg telah dijalankan FPI,, itu yg saya tahu dari teman2 FPI.
        Hemat saya, lebih bijaksana melihat dari segi substansi nya mengapa FPI melakukan demikian. jangan hanya menilai sebelah mata. Mereka telah melaporkan kepada pihak berwenang sesuai dengan tatanan hukum di negeri ini, namun tidak digubris oleh pihak aparat..

        #stein:
        … piye yo? πŸ˜†

  12. darnia berkata:

    nampaknya banyak yang udah menyalahkaprahkan makna “kebebasan” πŸ˜€
    (jadi inget berita di Amsterdam 19 orang dipancung, karena menyuarakan kebebasan dengan jalan-jalan keliling kota ndak pakek baju)
    “Kita ini bebas bertindak, tapi nggak bebas untuk memilih konsekuensi tindakan kita” (Stephen R. Covey)

    #stein:
    bijak sekali sampeyan ini πŸ˜€

  13. abe berkata:

    saat semua sudah dinilai sama logika….kebenaran kata hati dan agama menjadi hal yang asing… πŸ˜€

    #stein;
    mosok sih? kalo menurut saya kebenaran seharusnya logis, kalo ada yang ndak logis harus ditelusuri dulu mana yang salah, kebenarannya atau logikanya.

    • abe berkata:

      hehe…iya mastein..soalnya mah kalo anak mudha yang lagi jatuh cinta itu biasanya bisa mengalahkan segala logika apa yang dilakuin mastein.. πŸ˜€

      #stein:
      wajar tho mas, selama itu hanya berupa fase ndak masalah.

  14. zulhaq berkata:

    apapun alasannya, Agama manapun tidak mengajarkan kekerasan!!! iya gak pak lik? πŸ˜€

    Merdeka!!!

    #stein:
    sepakat πŸ˜€

  15. hitamputih berkata:

    Bukan FPI namanya kalo gak pake kekerasaan…

    #stein:
    ya itu repotnya

  16. macangadungan berkata:

    nah! nah ini baru bener! konsep anarki seperti itulah yang dianut oleh flower generation dulu. Sama seperti anarki yang diikuti oleh slank. Anarki itu bebas dari segala penindasan, termasuk di dalamnya menindas orang lain.
    nah, berarti FPI itu bukan tindakan anarkis, tapi tindakan barbar. premanisme gaya baru. jauh sekali dari prinsip anarki.
    ini gimana toh media, masa kita dijejelin sama penyalahgunaan istilah *napsu*

    #stein:
    jangan gitu tho mbak, nanti saya juga napsu *eh*

  17. Ivan Syba berkata:

    bebas tapi santun harus di utamakan. mau bacok boleh tapi mbok permisi dulu dikasih izin apa nggak wkkk wkkk wkkk

    #stein:
    ediyan sampeyan ini πŸ˜†

Tinggalkan komentar