Multi Level Marketing atau Money Game?

Salah satu tulisan di blog jelek ini yang mendapat paling banyak komentar adalah tulisan tentang program investasi andre wongso. Menurut ilmu kemeruh tingkat tinggi yang saya punya program investasi yang ditawarkan di situ adalah penipuan berbasis skema ponzi. Dan postingan ndak mutu tersebut cukup sukses untuk memancing orang mendebat saya, mulai dari yang sopan sampe yang cuma misuh-misuh. Sungguh mengherankan, apa sebenernya yang didebat? Saya lho nyaris ndak mengajukan argumen apapun, saya cuma bilang pokoke[tm] itu penipuan.

Saya bukan pengusaha, cuma buruh pabrik biasa, tapi saya masih ngerti kalo cuma itung-itungan bisnis sederhana. Misalnya saya dan Kang Noyo urunan dapet modal sejuta, saya belikan barang harga grosiran sejuta, trus saya jual seharga 1,3juta. Keuntungan 300ribu dibagi dengan porsi 200ribu buat saya sebagai pemodal aktif dan 100ribu buat Kang Noyo selaku pemodal pasif.

Dari ilustrasi di atas bisa diuraikan bahwa prinsip dasar bisnis adalah adanya transaksi jual beli yang akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya:

  1. ada penjual
  2. ada pembeli
  3. ada barang yang dijual
  4. ada pertambahan nilai barang yang dijual

Pertambahan nilai ini penting artinya karena dari situlah asal mula dipungutnya Pajak Pertambahan Nilai.

Welhah! Ini mau mbahas penipuan investasi apa ngomongin pajek??

Ok, balik maning nang laptop!

Jadi sodara-sodara, dari penambahan nilai barang yang dijual itulah bisa muncul yang namanya laba alias keuntungan, yang kemudian dibagi dalam bentuk bonus, dividen, sisa hasil usaha, atau apapun nama yang sampeyan pilih.

Dari situ saja sudah bisa kita tarik kesimpulan kalo yang ditawarkan lewat selebaran-selebaran berjudul bisnis investasi andre wongso yang konon kemudian bermutasi menjadi bisnis investasi ustad yusuf mansyur adalah bisnis awu-awu alias penipuan.

Monggo sampeyan baca-baca lagi brosur investasi yang sampeyan temukan di counter ATM tersebut. Silakan sampeyan cari siapa yang jualan, siapa yang mbeli, dan apa yang dijual. Kalo semua itu ndak ada tentu ndak bakal ada pertambahan nilai barang yang didapat alias ndak ada laba yang bisa dibagi.

Lantas dari mana duit milyaran yang dijanjikan bakal sampeyan peroleh?

Tentu dari orang-orang yang tertipu sama brosur tersebut. Misalnya kita bikin asumsi sederhana, setiap pembuat brosur memperoleh transfer dari empat orang, berarti sudah ada empat orang tertipu. Tapi empat orang itu juga memperoleh duit transferan, berarti nambah lagi, ada 16 orang yang tertipu. Kalo 16 orang ini pengen dapet transferan juga berarti mereka butuh ada 64 orang yang tertipu lagi.

Semakin banyak orang yang memperoleh keuntungan artinya lebih banyak lagi orang yang tertipu. Semakin banyak yang memperoleh transfer berarti semakin banyak orang yang kehilangan duit. Sederhana banget tho?

Kalo niatnya sedekah gimana? Ndak papa tho cuma kehilangan duit seratus duaratus ribu dengan niat amal. Siapa tau nantinya beneran dapet duit bermilyar-milyar.

Monggo kalo sampeyan memang niatnya sedekah, saya ndak bisa komentar karena niat itu yang tau cuma sampeyan sama Tuhan. Tapi coba sampeyan itung-itung, berapa gelintir dari orang-orang yang ketipu itu yang berniat sedekah, dan berapa yang memaki-maki karena duitnya ndak mbalik?

Seiring berjalannya waktu, penipuan yang populer dengan sebutan money game macem ini juga ikut berkembang. Dulu money game dibikin sederhana, bonus dibagikan hanya berdasarkan perekrutan member baru yang kita lakukan. Lama-lama orang makin pinter tho, kita mulai tau kalo tanpa ada produk yang dijual berarti bisnis yang ditawarkan cuma aksi tipu-tipu. Maka dimulailah era baru, money game tapi dengan tetap menjual produk. Contoh paling anget, penipuan dengan modus bisnis travel bernama TVI Express.

Apakah Multi Level Marketing juga merupakan bentuk penipuan seperti money game?

Menurut ilmu kemeruh saya MLM bukanlah money game, walaupun kadang saya mikir ada juga praktek berjudul MLM tapi memiliki kecenderungan seperti money game. Atau mungkin sampeyan sendiri pernah terheran-heran saat mengetahui dari harga sebuah produk MLM ternyata persentase profitnya gede banget, membuat sampeyan berpikir kalo itu barang dijual secara konvensional berapa sih harga wajarnya? Tapi suka-suka yang njual tho, kalo mau protes salahkan saja orang-orang yang masih tetep mau mbeli.

Mungkin pertanyaan di bawah ini bisa buat ngetes, apakah MLM yang ditawarkan ke sampeyan mempunyai kecenderungan seperti money game :

  1. Apakah pada saat bergabung sampeyan juga diharuskan membeli sejumlah produk?

    Seharusnya MLM memungkinkan orang cuma beli keanggotaan, tanpa keharusan membeli produk. Kalo saat bergabung dipaksa membeli produk, sampeyan patut waspada, mungkin itu money game.

  2. Apakah persentase bonus sampeyan diperoleh dari perekrutan member baru atau berdasarkan omset penjualan?

    Kalo dari perekrutan member baru, waspadalah, ini modus yang sering dipake dalam money game. Karena sejatinya perekrutan member MLM adalah dalam upaya meningkatkan omset penjualan, ndak njual ya ndak dapet bonus.

Atau kalo sampeyan mau liat aturan legalnya silakan dibaca Pasal 13 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung. Di situ ada larangan-larangan yang ndak boleh dilakukan oleh usaha direct selling, diantaranya :

  1. kegiatan yang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan barang dan/atau jasa secara tidak benar atau berbeda atau bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya;
  2. kegiatan yang menawarkan barang dan/atau jasa dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikis terhadap konsumen;
  3. kegiatan yang menawarkan barang dan/atau jasa dengan membuat atau mencantumkan klausula baku pada dokumen dan/atau perjanjian yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dibidang perlindungan konsumen;
  4. kegiatan yang menjual barang dan/atau jasa yang tidak mempunyai tanda daftar dari Instansi teknis yang berwenang, khususnya bagi barang dan/atau jasa yang wajib terdaftar menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
  5. kegiatan dengan menarik dan/atau mendapatkan keuntungan melalui iuran keanggotaan/pendaftaran sebagai Mitra Usaha secara tidak wajar;
  6. kegiatan dengan menerima pendaftaran keanggotaan sebagai Mitra Usaha dengan nama yang sama lebih dari 1 (satu) kali;
  7. kegiatan yang mengharuskan atau memaksakan kepada Mitra Usaha membeli barang dan/atau jasa untuk dijual atau pemakaian sendiri dalam jumlah besar yang melebihi kemampuannya dalam menjual;
  8. kegiatan usaha perdagangan yang terkait dengan penghimpunan dana masyarakat;
  9. kegiatan dengan membentuk jaringan pemasaran terlarang dengan nama atau istilah apapun;
  10. kegiatan usaha perdagangan di luar Surat Izin Usaha Penjualan Langsung yang diberikan;

Satu lagi mungkin yang bisa sampeyan jadikan acuan, jangan mudah percaya tawaran investasi yang menjanjikan hasil super fantastis. Ndak ada duit jatuh dari langit secara cuma-cuma, semua butuh doa dan kerja keras.

“Ada juga kok bisnis dengan modal minim tapi untungnya berjuta-juta. Ndak pake nipu.” Ujar Kang Noyo kalem.

“Opo kuwi Kang?”

Dengan perlahan dan gaya sok misterius Kang Noyo mengeluarkan sebutir batu akik dari kantong celananya.

“Ini kemaren aku ngambil dari petilasannya Mbah Jambrong, cuma butuh kemenyan sama air kembang, tadi sudah ada yang nawar 3 juta. Piye, manteb tho?” Kang Noyo ngikik.

Jiyan!

13 comments on “Multi Level Marketing atau Money Game?

  1. Asop berkata:

    Walaaaaaah baru ngerti sayaaa! 😯
    Saya dulu awal kuliah pernah ditawari MLM yang seperti money game! Cirinya persis seperti yang Mas Stein tulis di atas!!

    Itu lho…
    Produk Ti*n S** itu… 😦

    Untugnya saya sejak dulu gak suka dan gak percaya ama MLM. 😀

    #stein:
    kalo produk yang itu kayaknya sudah dikupas sama mbah mbel

  2. big sugeng berkata:

    Wah ternyta ada tulisan serius ya….
    kemarin komentar di bloggu memang melalui moderasi karena sudah lama, sekarang dua2nya sudah muncul

    #stein:
    buat penyeimbang saja om, ada saat menarik perhatian, ada saat suka-suka saya nulisnya 😆

  3. devieriana berkata:

    saya dari dulu emang nggak suka MLM, wis apapun bentuk dan modelnya.. 😀

    #stein:
    kalo saya ndak suka ikut, tapi kadang masih beli produknya 😆

  4. giewahyudi berkata:

    Ada semacam birokrasi disini..

  5. Chic berkata:

    eh eh sepertinya saya ketinggalan berita deh? ada apa sih dengan MLM? Kok hari ini sudah 5 blog artikel saya baca soal MLM… 😯

    #stein:
    ndak ketinggalan berita kok mbak, ini isu lama yang kebetulan saya baru dapet sedikit pencerahan 🙂

  6. ndaru berkata:

    walah……..lha ini kaitannya sama posting sampeyan yang judulnya instan itu

    #stein:
    ya, ini salah satu yang pengen instan juga

  7. bowo berkata:

    nuwun sewu cak mansur, nyuwun pirso. Akik ipun kang noyo kasiatipun nopo nggih. Nopo termasuk ingkang saget kangge melipat gandakan duit ????

    #stein:
    lha itu, saya lagi nyari yang begitu. mungkin sampeyan punya info 😆

  8. chocoVanilla berkata:

    MLM membuat pertemanan retak, persahabatan putus. Habisnya maksa siih 😦 Udah dua orang saya hindari gara-gara mereka maksa gabung. Oya, satu lagi, agen asuransi 😦 😦 wong udah bilang gak kok maksa 😦

    #stein:
    kalo saya malah terpaksa mbuka polis asuransi, lha wong tetangga sendiri agennya, ndak enak bolak-balik nawarin

  9. […] saya pernah nulis bahwa terdapat perbedaan antara bisnis penjualan langsung melalui Multi Level Marketing dan bisnis tipu-tipu ala mo…, tapi sebenernya saya masih tetep ndak sreg sama yang namanya MLM. Menurut saya produk-produk MLM […]

  10. mega berkata:

    kenapa kita ribut ribut tentang MLM,,,, korupsi masih merajalela dan pelakunya paham tentang agama,,perjudian,prostitusi ada di mana man tpi belun pernah di tuntaskan

  11. aan berkata:

    knapa kita bingung bingung mikirirn money game .MLM mau haram atau halal hantam aja,,,,mash banyak yang korupsi di negara kita yang paham tentang agama, tpiiiiiiiiii apa kenyataanya,,,,,, mereka masih belkeliaran…masih banyak kemaksiatan yang labih dahsat meraja lela yang merusak akidah,moral,generasi,,,,tapi apa kenyataanya,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,?

  12. Travel Haji berkata:

    Bisnis MLM smakin tahun bhkan semakin hari semakin menjamur.Kalau kita tdk jeli melihatnya maka bukan keuntungan yg kita dapat,tapi malah kebuntungan alias kerugian. Skdar Tips dari sy dalam memilih bsnis MLM :
    1. Perusahaan, apkah erusahaan kecil apa besar
    2. Produk, ada mnafaatnya apa tdka,alias ngefek ga?
    3. Marketing plan, Hindari system Binary,biasanya ga akan lama,cari yg Murni, lama tapi aman
    4. Support sytem, Ssytem pmbljaran/pmbinaan group
    5. Leader, amnah, profesional dan fokus ga.
    sekian smga bermnfaat

  13. Ruru berkata:

    Hidup aja mengalir seperti Air .. Smw yg tjadi Di Dunia it ud Dtentukan Yang Diatas . . Ad Air Ad Api , Ad Gelap ad Terang ..
    Ad pro ad Kontra , ad Sebab ad Akibat .. Intinya Segala Qta Lakukan ad Resikonya .

Tinggalkan komentar