Happy Anniversary

Rasanya belum terlalu lama waktu keponakan istri saya, si Aji yang masih SD tapi badannya sudah sak hohah itu bilang, “tante sudah dapet pacar lagi, orangnya item!” *dasar ponakan ndak sopan!* 😯

Saya masih suka mesam mesum mesem kalo ingat seminggu menjelang acara saya masih bingung nelpon sana sini nyari utangan.

Saya masih teringat susahnya ketemu karena bayaran sebagai buruh pabrik memang ndak seberapa, terpisah jarak dan dana. Kadang dua bulan baru ketemu, pernah sampe tiga bulan, itu pun naik dibela-belain ndeprok di bis selama 16-20 jam. Pernah berangkat jam 2 siang sampe jam 3 sore esok harinya. *Probolinggo-Jakarta memang bukan jarak yang dekat*

“Lagi cuti pak”, kalimat standard yang keluar dari mulut saya waktu ketemu boss-boss besar di Gatot Subroto, dan mereka cuma tersenyum maklum. Resiko hubungan jarak jauh. *padahal saya ngapusi*  😆

Saya masih teringat, saya takut anak saya ndak kenal bapaknya karena saking jarangnya ketemu.

Banyak, terlalu banyak cerita yang ndak mampu saya ceritakan.

Seperti putaran jam yang dipercepat, banyak kejadian berkelebat.

Banyak tawa, kadang juga air mata.

Sekian banyak perjuangan dilalui, saya harus berterima kasih sama istri saya. Terima kasih atas pengertiannya, kesabarannya, kemarahannya, dukungan moralnya, dorongan semangatnya, bahkan diamnya. Saya tidak akan menjadi saya yang sekarang tanpa istri saya.

Saya bukan orang yang romantis yang bisa membawakan mawar dengan puisi. Saya bukan orang kaya yang bisa memberikan taburan hadiah. Saya hanyalah saya, seorang buruh pabrik yang sedang mengingat betapa banyaknya saya berhutang terima kasih kepada istri saya.

Hari ini empat tahun yang lalu, saya menikah. Happy Anniversary ibu…