Tiga Alasan Melanggar Aturan

pertigaan purwosari

berhenti di zebra cross

“Hati-hati dalam bertindak Le, jangan sampe kamu jadi orang yang dzolim.” Kata Mbah Suto tempo hari pada saya.

Saya bingung, “Dzolim piye Mbah? Wong saya ini buruh pabrik yang nyaris ndak punya kuasa apa-apa, mau dzolim sama siapa?”

Mbah Suto mesem, “Dzolim itu ndak butuh kuasa kok Le, menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya juga termasuk perbuatan dzolim.”

Kebetulan hari ini saya melihat contoh dari perkataan Mbah Suto. Tadi pagi di lampu merah pertigaan Purwosari kebetulan saya dapet baris paling depan waktu lampu nyala merah, saya sebagai penyemplak motor yang baik tentu saja berhenti sebelum garis zebra cross. Tapi ada dua orang pengendara motor lainnya yang berhenti tepat di zebra cross.

“Ya begitu itu, orang suka tereak-tereak kalo hak mereka diambil. Ndak sadar kalo mereka sendiri kadang suka ngambil haknya orang lain. Penyemplak motor yang berhenti di zebra cross berarti sudah mengambil haknya pejalan kaki, dzolim juga itu,” Kata Kang Noyo waktu ngopi di sebelah pabrik.

Saya teringat kembali obrolan dengan Mbah Suto tempo hari, beliau bilang ada tiga alasan seseorang melanggar aturan :

  1. Karena Terpaksa

    Konon ada salah satu kaidah fiqih yang berbunyi adh-dharuratu tubiihu al-mahzhuuraat, segala sesuatu yang dilarang itu diperbolehkan dalam keadaan darurat. Kalo waktu setengah detik antara berhenti sebelum dan di atas zebra cross adalah pilihan hidup dan mati maka tindakan dua pengendara motor di atas bisa dibenarkan.

  2. Karena Ketidaktahuan

    Ini mungkin juga terjadi karena saya belum pernah dengar ada penyuluhan yang mengatakan bahwa berhenti harus sebelum garis zebra cross. Dulu pun saya sering diingatkan oleh orang-orang di jalan bahwa lampu depan saya nyala di siang hari, mereka ndak tau kalo itu diwajibkan. Kalo memang benar dua pengendara motor ini ndak tau aturannya maka kesalahan mereka termasuk kesalahan yang termaafkan.

  3. Tahu Aturan, tapi biasanya ndak papa

    Lha ini yang repot, mungkin beliau ini sebenernya sudah tau bahwa berboncengan tiga, apalagi yang mbonceng ndak make helm, adalah berbahaya dan dilarang. Juga bahwa berhenti di zebra cross itu ndak boleh. Tapi karena Pak Pulisi yang berdiri cuma dua meter di depannya terlalu sibuk mengatur lalu lintas sampe ndak sempet mengingatkan maka kesalahan menjadi kebiasaan, dan suatu kebiasaan biasanya bukan lagi dianggap sebuah kesalahan. Jiyan!

13 comments on “Tiga Alasan Melanggar Aturan

  1. kucrit berkata:

    Saya juga sering dholim seperti itu mas, mudah-mudahan cepet diberi kesadaran.. 😀

  2. mawi wijna berkata:

    lha kalaupun disuruh berbalik dan antri di belakang garis, nanti Mas Stein pindah kemana? 😀

  3. chocovanilla berkata:

    Walah, motor ada gigi mundurnya gak ya?

  4. bonk ava berkata:

    tukeran link! keep blogging! gokil postnya!

  5. bonk ava berkata:

    maaf mas kepepet! he he he lagi di warnet ????????

  6. dian berkata:

    hahaha… alasan yg terakhir sering bener kedengeran kayaknya ya…

  7. budiono berkata:

    yang paling sering: bandel

  8. Ini karena tidak ada teladan,
    bisanya orang yg melanggar aturan lalu lintas itu adalah orang yg melihat orang lain melanggar aturan jg tp tidak kena hukuman apa2.

  9. macangadungan berkata:

    nah, iya setuju. kadang kita teriak-teriak menyalahkan orang lain, tapi lupa diri sendiri. masihkah menyeberang tidak pada tempatnya? merokok tidak pada tempatnya? buang sampah sembarangan? itu kan dzolim juga 🙂

  10. deeedeee berkata:

    dua point pertama termaafkan, mas… tp point terakhir itu yg terlalu sering dilakukan… 😆

  11. Maren Kitatau berkata:

    Utk poin ketiga itu, maunya ada motor yg gasnya bisa marah membentak motor musuhnya hingga kerdil, lalu mogok, lalu dipajang.

    Salam Damai!

  12. […] Jadi Pembenar Kata Mbah Suto salah satu perbuatan yang masuk dalam kategori dholim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, misalnya buku dipake buat bantal, sajadah buat tiker, piring buat gelas, gelas buat […]

  13. penikmatsenja berkata:

    kalo di mbekasi sini, lebih parah dari itu.
    Lha aku kemaren, diomelin supir bis gegara brenti di belakang garis.
    di mbekasi sini, saya jadi bingung.
    yang aneh itu saya apa yang lainnya?
    tapi saya pilih jadi orang aneh kalo kejadiannya kaya gini. ^_^

Tinggalkan komentar