Tentang Amnesti Pajak

Amnesti-Pajak-Slide-1“Ternyata gitu tho Mas, tak pikir amnesti pajak itu cuma buat orang kaya.” Kata Pak Darmo, mantan RW yang sugihnya level medioker itu waktu ketemu saya di warung Mbok Darmi kemarin sore.

Tax amnesty, alias amnesti pajak, alias pengampunan pajak memang lagi rame-ramenya diberitakan. Dengan target yang bunyinya ribuan triliun, terlebih lagi di media masa selalu dikaitkan dengan banyaknya duit orang-orang disembunyikan di luar negeri, ndak salah kalo kebanyakan orang, termasuk Pak Darmo, mengira amnesti pajak ini hanya ditujukan bagi orang kaya, orang-orang yang punya dana sekian triliun di bawah bantal, dan bantalnya di luar negeri.

Judulnya saja pengampunan. Yang namanya pengampunan itu di mana-mana bukan ditujukan untuk orang kaya, tapi untuk orang yang errr… punya salah.

Misalnya sampeyan baru mulai usaha, keliling berpanas-panas menawarkan dagangan pake motor Astrea Prima. Ndak bakal sampeyan mikir pajak. Wong untuk sekedar menjaga jangan sampe telat mbayar kulakan saja susah. Setelah usaha sampeyan berkembang, kelilingnya sekarang pake Daihatsu Hijet, mungkin juga masih belum mikir pajak. Pikir sampeyan, nanti saja lah, tunggu usahanya agak gede.

Sampai kemudian mobil sampeyan ganti jadi kijang kotak, trus Avanza, Innova, tiap kali kepikiran pajak selalu sampeyan bilang nanti-nanti saja. Hingga suatu saat pas mobil sampeyan sudah Fortuner, dan tiba-tiba datanglah sepucuk surat cinta dari kantor pajak.

“Yth. Bapak anu, kenapa bapak ndak pernah mbayar pajak selama lima tahun terakhir? Padahal tiap hari bapak lewat jalan yang dibangun dengan uang pajak? Mbok ya malu pak, ndak ikut urunan kok ikut makan.”

Lalu mulailah edisi malam-malam susah tidur ini dimulai. Kalo dihitung pajak yang harus dibayar, beserta dendanya, trus bunganya, waduh kopyor kepala sampeyan.

Trus sampeyan berpikir, bisa ndak ya kalo kita lupakan yang sudah lewat? Move on gitu lah kalo kata anak sekarang. Ke depan saya mau deh bayar pajak dengan tertib, tapi yang kemarin-kemarin bisa minta tolong dilupakan aja gak sih…

Ya sekarang ini waktunya, halal bihalal ala pajak yang diadakan sekali seumur hidup. Sampeyan bisa minta pengampunan atas kewajiban yang sudah lewat. Setelah sampeyan dapet ampunan, posisi 0-0, sampeyan bisa tidur nyenyak.

Tentunya ndak gratis. Malu tho yo, ibaratnya sampeyan tiap kali ada acara RT selalu ikut makan, porsinya nambah, trus mbungkus pula waktu pulang, padahal ndak pernah ikut urunan. Eh, terus mendadak sampeyan dateng ke Pak RT dengan tangan kosong sambil cengar-cengir, “Maaf ya Pak RT, selama ini saya ndak pernah mbayar urunan…”

Untuk bisa dapet pengampunan pajak, sampeyan cukup melaporkan harta yang belum pernah dilaporkan ke kantor pajak, lalu membayar uang tebusan sejumlah persentase dari total nilai harta yang selama ini sampeyan sembunyikan. Tarifnya banting harga, jauuuuuh dari tarif normal yang seharusnya sampeyan bayar berdasarkan Undang-undang PPh atau PPN, namanya juga tarif halal-bihalal.

Kalo harta sampeyan ada di dalam negeri, atau ada di luar negeri tapi sampeyan alihkan dan diinvestasikan ke Indonesia, tarifnya adalah sebagai berikut:

Periode

Juli – September 2016

Oktober – Desember 2016

Januari – Maret 2017

Tarif Tebusan

2%

3%

5%

Sedangkan kalo harta sampeyan di luar negeri dan ndak dipindah ke Indonesia, tarifnya adalah sebagai berikut:

Periode

Juli – September 2016

Oktober – Desember 2016

Januari – Maret 2017

Tarif Tebusan

4%

6%

10%

Khusus bagi sampeyan yang penghasilannya cuma dari usaha dan omset setahun ndak lebih dari 4,8miliar, ada tarif khusus:

Kondisi Pengungkapan

Tarif

  1. Mengungkapkan nilai harta sampai dengan Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar)

0.5%

  1. Mengungkapkan nilai harta lebih dari Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar)

2%

Jadi apalagi yang sampeyan tunggu? Monggo datang ke kantor pajak terdekat untuk dapet informasi lebih lengkap. Mana tau kan, waktu sampeyan dateng ternyata dilayani pegawai pajak yang jomblo dan manis. Sudah pajaknya beres, dapet mantu orang pajak pula.

Ungkap, tebus, lega.

14 comments on “Tentang Amnesti Pajak

  1. r322 berkata:

    sabtu bersama pajak πŸ˜€

  2. minta amunisi ransum lembur ke pak Ratman to mas … πŸ˜…

  3. devieriana berkata:

    Mencerahkan, seperti krim pemutih wajah, hahahaha…
    Bahasanya mudah dimengerti, cukup mengena, dan bisa dipahami… Suwun infonya lho, Kakak… πŸ˜€

  4. KalkulatorGrosir berkata:

    hayo buruan pada ikut mumpung ada kebijakan dari pemerintah.

  5. Yfox berkata:

    Numpang nanya sebentar, prok prok atas nama lalala prok prok dimulai dari apakah kalo kita merasa sudah membayar pajak penghasilan, pbb, dan pajak atas jual beli bisa bertanya pada kantor pajak apakah kita masih punya tunggakan pajak? Seinget saya, saya taat menmbayar pajak, tiap tahunnya, tapi untuk keperluan pinjam meminjam, pihak bank bilang saya harus melunasi tunggakan pajam yg blm terbayarkan, kira kira apakah yg menyebabkan hal tersebut ya?

  6. harikuhariini berkata:

    Selalu renyah untuk dikunyah. Selalu mudah untuk d cerna. Makasih info nya om. *manggut2sokngerti

  7. Pieter berkata:

    Mohon info: apa kategorinya kita masuk yg usaha dibawah 4.8M setahun dan bedanya dgn wajib pajak pribadi?

  8. paidi berkata:

    au ah gelap. gak ngurus!!!!!!!!!

Tinggalkan komentar