[Tips] Menenangkan Anak

Anak saya setelah masuk playgroup makin pinter saja, salah satunya sekarang kalo tidur selalu minta lampu dimatikan, padahal dulu dia pasti nangis kalo lampu mati. Yang masih tetep dia ndak mau tidur di kamarnya sendiri, masih setia mengganggu jam kerja malam simbok dan bapaknya.

Kemaren waktu ibunya lagi nyiapin makan sahur tiba-tiba dia bangun, minta dibikinin susu. Saya langsung keluar sambil mbawa botolnya, plus nutup pintu karena kuatir nyamuk pada mau ikutan tidur di kamar. Lha kok anak saya nangis kenceng, “pintunya ndak usah ditutup!!”

Saya buru-buru masuk kamar lagi, “Kenapa Mas Barra?”

Anak saya sesenggukan, “Aku ndak mau pintunya ditutup, aku kan nyari ayah.”

“Lha ini ayah sudah di sini, ayo tidur lagi”

Eh, dia masih ngamuk, “Aku ndak mau pintunya ditutup!”

“Ndak papa, ini kan sudah sama ayah…”

“Aku ndak mau pintunya ditutup!!” Nangisnya tambah kenceng.

Istri saya masuk kamar, meluk dia trus ngomong, “Tadi Mas Barra bangun ya? Trus pintunya ditutup, jadi Mas Barra takut karena gak ada temennya ya?”

“Iya…” Nangisnya mulai reda.

“Sekarang kan sudah ada ayah sama ibu, sekarang Mas Barra tidur lagi ya”, kata istri saya sambil nidurin dia.

**********

Kata istri saya, “Anak kecil itu kalo takut atau marah harus diruntut lagi kejadiannya, dia mau kita mengerti perasaannya, dia pengen kita tau kenapa dia takut atau marah.”

Ooo… Baru tau saya.

**********

Tadi kejadian lagi, waktu dia lagi duduk di depan komputer sambil kakinya berpijak di speaker mendadak kursinya terdorong ke belakang, speakernya jatuh trus kepalanya kepentok meja komputer.

“Whuaaaaa, aku kepentok!” tangisnya dengan semangat ’45.

Saya peluk dia sambil nanya, “mana yang sakit?”

“ndak mau!” kata dia sambil nutupin jidatnya yang kepentok, masih nangis.

Saya bayangkan dia sekarang lagi pengen misuh-misuh sama speaker yang bikin dia jatuh, marah sama kursi yang terdorong ke belakang, marah sama meja komputer yang ngenain kepalanya, bahkan mungkin marah sama saya yang lalai menjaga dia. Emosinya campur aduk karena dia merasa ndak ada yang mau mengerti perasaan yang berkecamuk di kepalanya. *sok tau banget saya*

Saya peluk dia, “tadi kursinya terdorong ke belakang, Mas Barra jatuh trus kepentok ya? Mas Barra kaget ya?”

“Iya…” tangisnya langsung reda.

Wah, ternyata tips dari istri saya manjur…

9 comments on “[Tips] Menenangkan Anak

  1. Vicky berkata:

    Waktu saya seumuran Barra, saya benci kalo bangun pagi dan nemu orang tua saya nggak ada di kamar dan ternyata mereka lagi enak-enak sarapan. Saya nangis kenceng-kenceng sambil tiduran di lantai ruang makan, tapi ayah ibu saya cuek bebek.

    Sekarang, waktu gede, saya terbiasa nyelesaikan masalah saya sendiri. Tapi jeleknya, saya sudah nggak tau lagi kapan butuh orang tua saya.

  2. samsul arifin berkata:

    Ehmm, besok kalau aku punya anak, mau tak pratikkan ah. Tapi calon istriku tahu ini ga ya? Masa aku yang harus kasih tahu nih…

    Btw, nice inpoh gan…
    * gaya ala kaskuser *

  3. big sugeng berkata:

    Sharing yang bagus buat bapak dan ibu serta calon bapak dan calon ibu

  4. Chic berkata:

    wooooo gitu ya? Vio baru 15 bulan, kayaknya belum ngerti kayak gitu
    *akan mengingat-ingat*

  5. adipati kademangan berkata:

    jadi keala sampeyen kemarin kepentok toh *lost fokus*

  6. marshmallow berkata:

    wah, lama nggak sowan ke mastein nih.
    abis kemarin-marin blognya sering dianggurin mulu sih.
    pakabar, mas? mudah-mudahan baik.

    tips yang mantap, mas. ternyata pengertian itu secara naluriah memang sangat diperlukan. buktinya anak kecil seperti barra aja bisa nuntut. konon bila seseorang merasa dimengerti dan diberikan cukup empati, maka persoalan akan lebih mudah dipecahkan.

  7. Kangen mas Barra lagi nih…

  8. suryaden berkata:

    intinya… diajak berdialog yang pas gitu kan…

    sama, memang harus dirunut sampai ke akar masalah baru mau tahu dia 😀

  9. Agus Suhanto berkata:

    bagus euy, eh sorry ngikut thread comment posting ini untuk berkenalan dulu,
    saya Agus Suhanto… 🙂

Tinggalkan komentar