Rahma Azhari dan Mario Teguh

mungkin yang dimaksud MT seperti ini...

Mario Teguh, u can GO TO HELL watch ure lousy stupid mouth, dendam pribadi ya sama perempuan yg suka ke club? Better watch out there’s millions of f**kin woman work in the club, INCLUDING ME u twatt!!! Totally Rude, dude ure faraway frm MOTIVATOR ure a damn Racist PROVOCATEUR Yuuucks!! U better say SORRY!!!

Kata-kata di atas bukan kata-kata saya, hal yang sudah ndak perlu dipertanyakan lagi mengingat kemampuan boso linggis saya yang berada di level memprihatinkan. Kata-kata itu saya dapet tadi sore dari twitternya wongiseng, yang mau liat sendiri silakan klik twitlonger.

“Siapa yang ngomong Le?” Tanya Kang Noyo.

“Pembawa acara paporit saya Kang, Rahma Azhari.” Jawab saya sambil cengengesan.

Kang Noyo cuma nyengir.

Cuit-cuit di atas mungkin sampeyan sudah tau, adalah tanggapan atas kata-kata Mario Teguh yang konon berfatwa bahwa wanita yang suka clubbing, mabuk, begadang, chitcat yang snob, ndak layak untuk dinikahi.

“Fatwa? Mario Teguh bukan Ulama Le, jadi ndak bisa berfatwa.” Ujar Kang Noyo.

Beliau bukan ulama, berarti ndak mungkin seorang nabi juga. Dalam pemahaman saya sebagai seorang buruh pabrik, kalo bukan nabi berarti Mario Teguh cuma seorang manusia biasa. Terlepas dari fakta bahwa beliau adalah motivator ulung, tokoh, atau apapun, seorang Mario Teguh hanyalah manusia biasa, yang dengan segala keterbatasannya telah membuat beberapa pencerahan.

Saya pernah bilang kalo kebenaran yang disampaikan seorang manusia selalu bersifat nisbi, benar dengan sudut pandang tertentu dan asumsi-asumsi tertentu. Apa yang disampaikan oleh Mario Teguh dalam twitternya itu pun kebenaran yang nisbi, opini seorang manusia biasa. Mungkin menurut beberapa orang benar, menurut beberapa yang lain salah, biasa saja tho? Toh ndak ada aturan perundang-undangan yang menyebutkan bahwa Mario Teguh selalu benar?

Beda pendapat itu wajar, kata Mbah Suto tiap orang berpikir dan bertindak sesuai dengan frame of refference dan field of experience masing-masing. Hanya saja mbok ya diingat, dunia maya dan dunia nyata sama-sama punya etika. Kalo misalnya di dunia nyata misuh-misuh itu ndak baik, di dunia maya pun sama. Seperti halnya telanjang di depan umum itu sama-sama ndak baik, di dunia maya maupun nyata.

“Eh, ngomong-ngomong aku baru tau kalo Rahma Azhari kerja di club, kira-kira jadi apa yo?” Tanya Kang Noyo sambil senyum-senyum cabul.

Jadi apa ya? Saya malah inget poto-poto, video-video, kuis galaxy. Jiyan!