Sebagai orang yang cukup rewel dalam hal makanan, saya sebenarnya ndak begitu suka mencoba tempat baru. Kalau boleh memilih, saya lebih suka makan di rumah. Kalau pun harus makan di luar, saya lebih suka makan di tempat yang saya tahu betul menunya.
Bukan berarti saya ndak pernah nyoba tempat baru. Misalnya sekarang, saya mau mencoba tempat baru yang bernama Travelmie. Istri saya yang ngajak, sudah pasti. Sebagai petualang kuliner, dia yang lebih tahu update tempat-tempat terbaru. Konon katanya, “Tempatnya lucu, tapi gak tau makanannya gimana.”
Dan tempatnya memang lucu, instagrammable kalau kata anak-anak sekarang. Beralamat di Jl.Simpang Ijen Blok B-39, Kelurahan Gading Asri, Kecamatan Klojen, persis di sebelah Java Dancer. Di sini selain meja dan kursi, sampeyan akan menemukan tenda berjejer-jejer, lengkap dengan pramusaji berseragam ranger gunung.
Begitu sampeyan masuk, yang harus sampeyan lakukan adalah memesan di meja kasir. Memesan sekaligus bayar dengan antrian yang sebenarnya ndak terlalu panjang, namun lama. Kertas pemesanannya mirip dengan yang biasa sampeyan temukan di Solaria. Ini dengan asumsi sampeyan pernah ke Solaria.
Tempat pemesanan sekaligus kasir
Sebenarnya menurut saya akan lebih nyaman apabila pengunjung langsung memilih tempat duduk/tenda, kemudian pramusaji yang mendatangi sambil membawa menu. Mengantri dengan perut lapar sungguh bukan kegiatan yang menyenangkan.
Entah karena saya datang di hari Minggu, atau karena tempat ini tergolong masih baru. Saya datang sekitar pukul 19.00, dan hampir semua makanan sudah habis. Akhirnya kami hanya memesan Kids Meal untuk anak-anak, roti bakar, dan beberapa minuman. Saya sendiri memesan susu perah rasa vanilla latte.
Suasananya dapet.
Rasanya standard, bukan jenis yang bisa membuat saya bilang, “Maknyuss.” Tentu yang pertama karena saya memang bukan Bondan Winarno, dan di situ juga ndak jualan beras. Tapi kalau sampeyan mencari tempat yang enak buat ngobrol, bagus buat foto-foto, Travelmie bisa jadi salah satu pilihan.
Bukan api unggun beneran
Yang mau bersantai di tempat tidur gantung
mas stein 
Tempat makan yg absurd, bukannya apa2 lha Malang kan emang dikelilingin banyak gunung aseli yg bagus2, bikin versi abal2nya di kota gitu rasanya aneh, bagi saya huehehe tapi yaa idenya boleh laah
kayaknya ini model franchise, om. konsepnya boleh lah, tapi ya itu, rasa makanannya gak ngalor gak ngidul.