Menang ya Menang, Kalah Banyak Macamnya

menyesali kekalahan

Sampeyan pernah dengar kalimat-kalimat ini :

Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda

Manusia wajib berusaha, Tuhan yang menentukan

Kekalahan dapat melahirkan kebijaksanaan

Dan masih banyak kalimat berbau pilosopi lainnya yang menyatakan bahwa kegagalan atau kekalahan bukanlah akhir dunia.

Tanpa bermaksud sinis, saya mau nanya, siapakah yang banyak mengungkapkan kalimat-kalimat indah tersebut? Tentu saja pihak yang kalah.

Pemenang jarang membalik pernyataan-pernyataan di atas, misalnya “Tuhan lah yang menentukan kemenangan ini” atau “Kemenangan membuat saya tidak banyak belajar”. Mungkin ada kalimat bernada merendah yang diucapkan seorang pemenang, tapi entah kenapa saya berpikiran kalimat itu hanya jenis kalimat yang merendahkan diri meninggikan mutu, tidak berniat benar-benar merendah. Kalimat itu misalnya

Yang lain juga bagus, saya hanya beruntung

Padahal dalam hati jantungnya berdebar-debar, perasaan meluap-luap, sayalah pemenangnya!

Pada saat sampeyan balapan, menang setengah detik atau menang setengah menit tidak ada bedanya, sampeyan tetep menang. Waktu main bola skor 10-0 atau 1-0 judulnya juga tetep sampeyan menang. Hanya ada satu jenis kemenangan, menang adalah menang.

Variasi baru terjadi pada saat sampeyan kalah. Banyak jenis-jenis kekalahan, tergantung kepinteran sampeyan mbikin alasan, dari mengevaluasi kekurangan diri sampai menyalahkan pihak lain.

Tulisan iseng yang timbul saat membaca status pesbuk seorang kawan.

Hari pertama : hari ini menang, siap menuju kemenangan berikutnya
Hari kedua : hari ini menang lagi, mari teman-teman bersiap untuk menang lagi
Hari ketiga : terima kasih untuk teman satu tim, tim lawan, and fuckin’ referee! :mrgreen:

8 comments on “Menang ya Menang, Kalah Banyak Macamnya

  1. ammadis berkata:

    Kadang perlu pengakuan yaaa…untuk sebuah kemenangan…wajar lah, asal tak berlebihan….

    Klo kalah…weh, ini yg sulit…soalnya sudah terpatri di otak sebelum ‘lomba’ bakalan harus bahkan wajib menang….

  2. Chic berkata:

    abis tanding bola toh mas? 😆

  3. hedi berkata:

    kalo kata orang malang; menang atau kalah wis biasa, tapi lek kalah terus yo kebacut hehehe 😀

  4. adipati kademangan berkata:

    Tipikal endonesah sekali mas, bahwa manusia itu tidak pamer kalau menang dan mencari kambing kalau kalah.
    Menang dan kalah masih dibatasi oleh norma ketimuran bahwa menang itu ada saatnya kalah jadi jangan sombong dulu, pertahankan prestasi untuk musim depan. *katene surak maleh ora sido*. Yang kalah juga gitu, jangan bersedih, jangan berhenti di situ, tetap berusaha, bangkit. Jadi ndak ada ceritanya orang Indonesia kalah ndak nyari kambing. ndak ada yang bilang begini “Hooreee, seumur-umur baru kali ini saya kalah.”

  5. detx berkata:

    menang kalah nyirik 😉

  6. zefka berkata:

    kalah memang punya banyak alasan… 🙂

  7. kembu berkata:

    hahaha…kampret!
    kuwi lak tulisanku. hehe. 🙂

    yah…saya akui sulit untuk menerima kekalahan, ada orang dengan tingkat penerimaan(read: bisa menerima)nya cepat, karena dia tidak butuh analisa2 tetek bengek. wis yo uwis. dan ada orang yang tingkat penerimaannya lebih lama, seperti saya. meskipun akhirnya juga berujung sama. life just a blast, it’s moving really fast.

    to mastein : onok ae rek, hahaha.

Tinggalkan komentar