Jangan Berantas Pelacur

papitraSuatu saat lagi ada acara ndangdutan, saya liat ada mbak-mbak sekseh dengan dandanan menor dan baju ala kadarnya dateng dianter seorang cowok. Mantab! Saya bilang sambil clegak cleguk rada nahan nafsu nafas, ini mungkin penyanyi utamanya.

Adegan berikutnya yang ndak saya sangka, sebelum masuk ke belakang panggung si mbak pamitan dengan mencium tangan si cowok. Mendadak saya jadi ndak nafsu lagi, malah rada trenyuh. Selama ini saya hanya berpikir kalo penyanyi yang goyang ndak jelas di panggung sambil pamer paha dan payudara itu sekedar objek kenikmatan, picik banget saya, ternyata dia juga manusia biasa.

Ternyata si mbak punya keluarga yang ditinggal, mungkin juga dia melangkah ke panggung tidak dengan perasaan ikhlas, mungkin senyum yang dia pasang di panggung itu palsu, sepalsu tawa genit yang keluar saat tangan-tangan jahil merayapi pantatnya.

Asem! Mendadak saya merasa si mbak bukan objek kenikmatan, tapi objek penderitaan. Kok ya tega para penonton ndusel-ndusel, memanfaatkan kepasrahan si mbak yang mungkin terpaksa menjatuhkan harga dirinya untuk jadi tulang punggung keluarga.

Saya jadi teringat waktu lagi browsing-browsing di forum esek-esek kayak ********.com atau **********.com tentang DC alias damage cost, biaya yang harus dibayar pemakai jasa entah itu pekerja seks komersial atau panti pijat. Kadang ada yang nanya berapa standard harga atau tips yang harus dibayar. Waktu liat nilai rupiahnya saya mikir, apakah saat mbayar itu harga kerelaan keterpaksaan si mbak untuk menjatuhkan harga diri juga ikut dihitung? *Woiii! Niat ngasih tau nama forumnya gak sih?! Mosok isinya bintang-bintang semua??*

Saya ndak bermaksud ngajak sampeyan untuk membenarkan atau menyalahkan apapun di sini. Saya hanya mengingatkan bahwa apapun namanya, pelacur, bisyar, bispak, wanita pemijat, penyanyi dangdut esek-esek, adalah manusia biasa sama seperti saya dan sampeyan. Mereka punya akal, hati, nafsu, perasaan, punya keluarga, yang jelas mereka juga punya perut yang butuh makanan.

Jangan berantas pelacur, berantaslah pelacuran!

gambar diambil secara semena-mena dari sini

70 comments on “Jangan Berantas Pelacur

  1. mbelGedez™ berkata:

    .
    Sayah malah sedang kepikiran, gimana kalo kita niru Belanda, Pelacuran dilegalkan ajah…???

    Mereka bisa ditarik pajak kenikmatan 10%….
    Pajak Pertambahan Nilai 10%….

    Kan lumayan tuh, Dirjaen Pajak ndak pusing lagi dikejar target…. 😉

    **ngupil…**

  2. […] Jangan Berantas Pelacur Suatu saat lagi ada acara ndangdutan, saya liat ada mbak-mbak sekseh dengan dandanan menor dan baju ala kadarnya dateng dianter seorang cowok. Mantab! Saya bilang sambil clegak cleguk rada nahan nafsu nafas, ini mungkin penyanyi utamanya. Adegan berikutnya yang ndak saya sangka, sebelum masuk ke belakang panggung si mbak pamitan dengan mencium tangan si cowok. Mendadak […] […]

  3. big sugeng berkata:

    aku nggak komen ah….

  4. Mas Adien berkata:

    bingun aku….

  5. itikkecil berkata:

    setuju…. terkadang, mereka juga dieksploitasi oleh banyak orang. oleh suaminya, oleh germonya, oleh orang di sekitarnya….
    berantas pelacuran, itu yang paling penting….

  6. mawi wijna berkata:

    Setau saya para pekerja wanita itu; pelacur, bisyar, bispak, wanita pemijat, penyanyi dangdut esek-esek melakukan pekerjaan itu lebih karena terpaksa. Faktor desakan ekonomi lebih dominan disini. Saya ndak pernah tau ada (maaf) wanita haus seks yang berprofesi seperti itu.

  7. […] Jangan Berantas Pelacur Suatu saat lagi ada acara ndangdutan, saya liat ada mbak-mbak sekseh dengan dandanan menor dan baju ala kadarnya dateng dianter seorang cowok. Mantab! Saya bilang sambil clegak cleguk rada nahan nafsu nafas, ini mungkin penyanyi utamanya. Adegan berikutnya yang ndak saya sangka, sebelum masuk ke belakang panggung si mbak pamitan dengan mencium tangan si cowok. Mendadak […] […]

  8. yustha tt berkata:

    jadi inget lagunya Titik Puspa: Kupu-Kupu Malam
    dosakah yang dia kerjakan?
    sucikah mereka yang datang?
    kadang dia tersenyum dalam tangis, kadang dia menangis di dalam senyuman…

    …yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa…

  9. lambenesugiman berkata:

    kok sempet kowe nonton ndangdutan barang…

  10. rigih berkata:

    jiah, judulnya bener2 khas sebuah essay!!!
    mantabz mas…
    pelacur – harta – miskin – siapa?

    berantas orang2 yang membuat miskin orang lain!!!

  11. suryaden berkata:

    salut kalo gini saya, bahwa mereka adalah juga manusia yang butuh makan dan memiliki nurani, meski harus bekerja dengan mengorbankan harga diri dan nuraninya…, bukannya malah diperpuruk lagi dengan pentungan dan dipaksa untuk keluar dari lobang kenistaan namun tanpa arah dan ganti lahan yang lebih baik…

  12. Wah sampeyan aktif di forum2 itu ya Mas? *dipentung*
    setuju Mas,yg harus diberantas itu pelacuran!

  13. samsul arifin berkata:

    tapi kan masih banyak pekerjaan yang lebih baik, mas. itulah mengapa seyogyanya orang2 yang mau nikah muda itu harus dilarang.

  14. Jafar Soddik berkata:

    Satu faktor utama yang membuat sebagian dari mereka memilih profesi menjadi penjaja kenikmatan adalah faktor ekonomi dan selama taraf hidup masyarakat kita jauh dari mapan karena susahnya lapangan pekerjaan karena keterbatasan pendidikan maka akan sulit untuk memberantas pelacuran.

  15. marshmallow berkata:

    bener, mas. jangan berantas pelacurnya, mereka toh bisa ganti profesi. tapi berantaslah pelacuran, profesinya. jadikan pegawai pajak aja semuanya. 😛

  16. heeem… masalah sosial budaya yang pelik.

  17. nyegik berkata:

    cools…..saya amat setuju dengan apa yang tertulis disini….maju terus pantang mundur…..

  18. nh18 berkata:

    Maap OOT
    Saya tertarik potonya …
    itu dimana ya ??

  19. Abula on Decib berkata:

    benar2 profesi yg penuh resiko ya…

  20. egah berkata:

    semua ada konsekuensinya kan mas,mbak2 yg menjatuhkan harga dirinya itu pasti sudah tau sama resiko yg akan mereka terima, tapi saya setuju sama sampeyan jangan berantas pelacur mereka cuma mencari sesuap nasi, tapi bukankah pelacuran itu muncul karena ada pelacur???

    kalo saya mending d berantas dua2nya pelacur dan pelacuran saja.. 😀

    • mas stein berkata:

      lhadalah. analoginya gini lho cak, mana diantara pernyataan beikut ini yang paling benar :
      a. karena ada pajak maka ada orang pajak, atau
      b. karena ada orang pajak maka ada pajak

  21. adipati kademangan berkata:

    Kalau kayu jati semakin lama akan semakin mahal harganya, tapi kalau pelacur tidak. Ndak ada ceritanya seorang pelacur harganya naik 4x lipat setelah 8 tahun kemudian, yang ada malah turun. Oleh karena itu bukan memberantas pelacur, melainkan memberantas pelacuran dengan memberikan pekerjaan / menciptakan pekerjaan yang layak bagi penghidupan manusia.

  22. arman berkata:

    yakin mas kalo yang jadi pelacur itu merasa terpaksa? saya kok ragu ya… rasanya semua itu pasti ada pilihan. selama itu bukan menyangkut hidup dan mati nya (misalnya dia dikejar pembunuh yang bawa piso atau pistol sampe udah mepet tembok gak bisa lari akhirnya dia melawan si penjahat sampe akhirnya si penjahat yang ketembak/ketusuk sampe mati… nah ini namanya terpaksa membunuh si penjahat. karena kalo gak, ya dia nya yang mati) rasanya pasti selalu ada pilihan. tinggal pilihannya itu enak atau gak enak.

    kalo kita mikir kasian pelacur itu, mungkin dia ‘terpaksa’ melakukan itu demi mencari uang buat keluarganya, mungkin anaknya butuh dana sekolah, mungkin anaknya lagi sakit… apa iya itu terpaksa? bukannya dia dengan fisik nya yang masih sehat bisa bekerja jadi pegawai toko misalnya, atau pelayan restoran. apalagi ada suami juga. suami istri bisa sama2 kerja kan…

    yah kalo kerja jadi pegawai emang duitnya gak akan sekenceng jadi pelacur. tapi bukan berarti itu membuat nya gak punya pilihan kan? berarti dia dengan sadar memilih untuk menjadi pelacur demi dapet uang yang lebih banyak!

    analogi nya yang lebih ekstrim adalah tentang si pembawa bom bunuh diri kemaren di marriott. mungkin si pembawa bom itu anaknya lagi sakit keras dan dia perlu uang untuk berobat. jadi dia mau aja pas ditawarin bawa bom bunuh diri biar anaknya bisa berobat ke dokter. lalu apa trus dengan alasan itu kita jadi memaafkan dan mengasiani orang yang bawa bom itu? ya jelas enggak toh… pilihan itu selalu ada, dia bisa pinjem uang, dia bisa berusaha kerja yang lebih, dll.

    kalo akhirnya milih untuk membawa bom, atau jadi pelacur, itu namanya mencari jalan pintas. itu namanya orangnya gak mau usaha. dan yang jelas cuma mikirin diri sendiri tanpa mikirin orang lain. orang seperti ini gak perlu dikasiani mas. emang mau2nya sendiri kok… 😛

    • mas stein berkata:

      mantab komentar sampeyan mas, tapi sekali lagi, saya ndak dalam posisi membenarkan atau menyalahkan, saya cuma mengajak sampeyan untuk melihat sisi kemanusiaan mereka.

      saya coba menanggapi komentar sampeyan.

      selalu ada pilihan, betul mas, tapi range pilihan itu tergantung banyak hal. saya sekarang jadi buruh pemerintah, apakah karena saya memilih? mungkin, tapi saya juga tertolong oleh kondisi bawaan, misalnya ortu saya yang berwawasan, otak saya yang lumayan, lingkungan saya, sampe duit bapak saya yang walaupun ngepas tapi masih bisa membawa saya sampe kuliah.

      ada budhe saya yang janda, cuma jualan gorengan, tapi 2 anaknya lulusan S2 luar negeri. di sini kondisi yang terjadi adalah 2 sepupu saya itu mampu berpikir secara out of the box, sehingga ndak menghasilkan lingkaran setan orang miskin anaknya pun bakal miskin juga. bersukurlah karena otak mereka encer dan lingkungan membantu.

      saya bertanya-tanya, jadi apakah saya misalnya yang terjadi saya lahir di lingkungan preman, ortu saya bercerai, otak saya pas-pasan dan kondisi ekonomi memprihatinkan?

      ada orang-orang yang mampu belajar secara mandiri, membuatnya mampu keluar sebagai pemenang dengan kemampuan sendiri. beberapa yang lain membutuhkan bantuan, entah itu guru atau teladan. apa yang terjadi kalo orang seperti mereka ndak punya guru atau teladan?

      mungkin pada akhirnya tetap tergantung pilihan, tapi pilihan bukanlah sesuatu yang terjadi secara instan, ada banyak faktor pembentuknya. saya berharap selama kita berusaha bersama-sama memperbaiki faktor-faktor itu kita bisa memandang mereka sebagai sesama manusia.

  23. Ade berkata:

    pelacur itu ada karena demandnya ada.. jadi apa demandnya aja yang diberantas 😆

  24. Basyarah berkata:

    wah mastein ini sangat setia berkunjung ke blog ku he.. ma kasih.
    Kalo boleh ngomentarin sedikit aja, ga’ usah panjang-panjang nanti malah ga’ dibaca.
    Kondisi yang memaksa untuk melakukan hal itu, namun alangkah baiknya jika dia tetap selalu berdo’a untuk mendapatkan pekerjaan pengganti yang lebih baik. Saya yakin Allah maha pengasih lagi maha pemurah.

  25. He he he…. posting dengan keyword kayak gini biasanya laris di search engine nie kk 😀

    Hmm…. dunia saat ini emang sudah semrawut ya, ngak ada keteraturan antara perasaan orang yang satu dengan yang lain, juga antara kebutuhan yang satu dengan yang lain.

    Tapi sebenernya klo kita mau berusaha agak lebih keras sedikit dan berfikir kreatif, ngak perlu seperti itu jalan nya. Masih sangant banyak sekali jalan yang ngak terlalu terjal seperti jadi penyanyi kayak gitu

    • mas stein berkata:

      ini cerita beneran kok mas, waktu ada acara di pabrik. saya sempet cerita sama istri saya juga, betul-betul saya trenyuh liat si mbak pamitan sama suaminya yang masih kayak anak SMA

  26. iyah. bener. yang diberantas itu pelacurannya. kenapa koq tetep ada melulu. sementara kalo pelacurnya, jangan diberantas. tapi dikaryakan dengan keahlian yang lebih baik supaya mereka pun mendapatkan hidayah dan menjadi lebih baik.

    • mas stein berkata:

      setuju! selain itu pembangunan harus merata dengan prioritas di bidang pendidikan, biar orang-orang pikirannya ndak sempit yang berujung ke tindakan instan.

  27. omiyan berkata:

    Tuhan sendiri telah memberikan kenikmatan dan kelapangan kita dalam mencari rejeki dan Tuhan pun begitu murka terhadap mereka yang menjajakan diri dengan alasan apapun…

    Saya pernah baca suatu saat akan ada negeri yang diberikan azab bila pelacuran dan perzinahan dilegalkan, tapi ada yang langsung Tuhan tunjukkan didunia ada juga yang disimpan diakhirat kelak

    ada satu pertanyaan buat hati nurani mas…

    Mas kebayang ga kalau pelacuran dilegalkan terus ada anak kita atau saudara kita disana…kebayang kan mas…bagaimanapun ini tugas kita agar tidak ada isitilah pelcuran yang artinya jangan sampai marak tapi kita pun membantu mereka dalam mendapatkan suatu penghasilan yang halal

    salam persahabatan selalu

    • mas stein berkata:

      saya ndak bilang saya menyetujui pelacuran lho om, saya bilang mereka punya sisi kemanusiaan yang sama dengan kita. sebagai manusia mereka punya hak yang sama dengan kita.

      saya cuma berharap dalam pemberantasan pelacuran kita bisa lebih santun melihat mereka, ndak sekedar sebagai pendosa, tapi sebagai manusia.

      misalnya begini om, ada satu gang yang kumuh penuh dengan kucing liar, kotor dan buluk. akan sangat berbeda tindakan sampeyan apabila sampeyan merasa kucing itu bisa dijinakkan sebagai kucing rumahan dibandingkan dengan bila sampeyan merasa kucing itu cuma penyakit yang harus dienyahkan.

      salam persahabatan juga

  28. uke poet berkata:

    Profesi paling tua di dunia ini.
    Serba salah juga sih mau bersikap gimana soal pelacuran ini. Kasihan iya (apalg yg tercemplung krn ndak bisa cari cara lain untuk menghasilkan nafkah). Kesal iya (sama laki2 yg membiarkan istrinya menceburkan diri di dunia ini pdhl dirinya masih mampu mencari nafkah). De el el.

    • mas stein berkata:

      setua sejarah manusia ya mbak, tapi konon katanya anaknya nabi adam bercocok tanam lho mbak, jadi mungkin profesi tertua di dunia adalah petani 😆

  29. nie berkata:

    yah..pelacur kan juga manusia….

  30. nomercy berkata:

    ada gula ada semut …
    sejak kapan urusan bawah perut bisa ditahan?
    sejak kapan mata hati dapat melihat urusan bawah perut?
    halaahhh … nonsense …
    selagi manusia masih punya nafsu .. entah itu nafsu syahwat hewani ataupun sampai dengan nafsu untuk sekedar hidup … semu …
    itulah hidup … itulah kehidupan … ada sisi positif dan negatif … keselarasan untuk berputar dalam gaya sentrifugal …
    tinggal pilih mau menjadi manusia yang mana … hidup dalam keadaan apa … dan mati dalam kebahagiaan yang bagaimana ..
    kalau pun mau berpikir untuk kebaikan diri sendiri pun jadinya malah lupa … lupa dengan asal usul … lupa kalau dirinya juga dari bawah perut …

    benar katakan benar, salah katakan salah … itu idealnya … tetapi dunia ini pun penuh keraguan mana yang benar mana yang salah … karena dunia ini sudah tua … penyakit pikun dan tulang belakangnya semakin parah …

  31. Kus Andriadi berkata:

    betul mas…ini menurut saya the best article yang pernah dibuat mas stein deh…^^ masalahnya gak semua nya kaya gitu mas…^^ tapi apa yang dibilang mas ada benernya juga, kita seharusnya jangan liat dari 1 sisi..

    btw sekedar saran, lain kali klo ambil foto, plang namanya di sensor dulu di ms paint…^^

  32. asri berkata:

    ya mereka emg manusia, tp kan profesi emang pilihan, jika ada kemauan pasti ada jalan kok
    kan kita memiliki kemampuan lain yg bisa dikaryakan, bukan sekedar jual diri dalam arti yg sesungguhnya…
    ada bbrp yg jual diri emg krn malas mencari skill, jd cari jalan pintas begitu
    yg kyk gini yg diberantas 😀

    btw, penyanyi dangdut != pelacur
    penyanyi dangdut jg gak harus seksi, penyanyi dangdut jg gak harus mendesah2 😛
    klo yg mengharuskan penyanyi dangdut begitu berarti yg mengharuskan yg diberantas! 😀

    pelacuran diberantas? itu harus 😉

  33. kucrit berkata:

    orang nyari mkan bnyak jalanya.. dan mungkin para placur itu sdah kpepet, tidak ada skill yang bisa ditawarkan kecuali body yang sekseh…
    kasihan juga kalau hrus diberantas, tapi… apa tidak ada jalan lain yang lebih baik? (walah bhasamu kok ruwet to crit)

  34. Huang berkata:

    yup, itu profesi yaa.. tapi berantas usernya 🙂

  35. warm berkata:

    itu lokasi fotonya deket mana, mas ? 😀
    begitu susahnya kan nyari uang,
    bersykurlah bagi yg masih bisa nyari makan secara legal dan halal

  36. ireng_ajah berkata:

    Jane sek bener jangan berantas pelacur atau yang memakai jasanya jangan diberantas yo mas??

  37. Mari kita saling menghargai setiap individu.
    Kalo mau menghakimi lihat dulu diri kita, apakah bersih seperti salju?

  38. Ayam Cinta berkata:

    Berikan mereka keterampilan, kasih kesempatan buat buka usaha, atw galakan lagi transmigrasi. Buat orang2 yang ingin bener2 hidup kayanya sedikit mengeluarkan keringat untuk mencangkul ga kan jadi masalah.
    Budaya kita orang Indonesia masih budaya instan, mau enaknya aja susahnya ga mau….

    Btw, potonya itu makusdnya pa ya mas? Tempat dangdutannya gitu? apa tempat esek2? bisnya ada tulisan panti pijatnya. Hehehehe

  39. ngiyix berkata:

    OKE BRO TULISANNYA COZ BIASA TULISAN DENGAN KEYWORD “PELACUR” PALING LARIS DI SEARCH ENGINE…
    TAPI KALO BOLEH NGOMENTARI BRO, HIDUP NE ADALAH PILIHAN, JADI APAPUN YANG KITA LAKUKAN BAIK SADAR ATO TIDAK SEMUA ADALAH PILIHAN KITA SENDIRI… SO KITA HARUS CONCERN DENGAN PILIHAN KITA WALAUPUN KADANG PILIHAN KITA GAK SEMUANYA ADALAH HARAPAN / CITA2 KITA…. YANG JADI PENYANYI DANGDUT ATO LAINNYA YANG MUNGKIN BERKONOTASI JELEK (PELACUR, BISPAK, DLL) ADALAH PILIHAN MEREKA SENDIRI TAPI SEBENARNYA BUKAN HARAPAN ATO CITA2 MEREKA UNTUK JADI SEPERTI ITU….

  40. […] jujur karena takut dihukum. Solusinya ya itu tadi, mengatakan sebagian fakta saja. Misalnya kamu nonton ndangdutan di kampung sebelah, setelah puas liat paha dan dada yang diumbar itu trus pulangnya makan di warung. Waktu ditanya […]

  41. […] tempat jualan dvd bajakan yang sudah tutup, yang katanya dulu dibekingi tentara itu sekarang ada panti pijet […]

  42. […] tau tho kalo Pak Yono, hansip tetangga sampeyan itu mau kawin? Denger-denger calon istrinya itu PSK […]

Tinggalkan komentar