Bolehkah Menikah Siri?

Yang saya tau pernikahan adalah hal yang membahagiakan, oleh karena itu dianjurkan bagi keluarga pengantin untuk membuat sukuran dengan dua tujuan : berbagi kebahagiaan dan menyebarkan berita perkawinan. Berita bahagia sudah selayaknya disebarkan tho?

Makanya saya heran kok ada istilah nikah siri, siri itu rahasia, nikah kok dirahasiakan?

“Bukan dirahasiakan! Nikah siri itu maksudnya nikahnya sah menurut agama tapi ndak didaftarkan ke KUA.” Cetus Kang Noyo.

“Bodoh aja perempuan yang mau diajak nikah siri!” Lanjut temen pabrik yang sudah banyak membantu nulis di blog jelek saya itu.

Bodoh? Kok ndak enak bener pilihan katanya. Saya jadi teringat salah satu berita gosip anget, ada seorang artis pria menceraikan istrinya yang lagi hamil, sang istri menuntut agar dibuatkan surat nikah, sedangkan sang pria dengan entengnya bilang, “Salah sendiri kenapa dulu mau nikah siri?!”

Jiyan! Kok bisa keluar kata-kata seperti itu? Pernikahan bukanlah hal yang bisa terjadi secara instan, butuh proses berliku untuk bisa membuat seorang pria berani mengajak nikah. Itu pun ndak bisa langsung nikah tho? Ada proses perijinan dari orang tua dan keluarga yang kadang ruwet dan mbulet. Kalo pun ijin bisa sedikit dipaksakan masih diperlukan wali nikah dan saksi-saksi. Di mana letak logika yang bisa membebankan kesalahan pada pihak perempuan?

“Tapi kalo ada masalah kan yang lebih banyak dirugikan pihak perempuan?” Sergah Kang Noyo.

“Lhadalah! Sampeyan ini kok sadis tenan tho Kang, sudah perempuan yang dirugikan, masih disalahkan juga!” Kata saya.

Salahkah menikah siri? Jawabannya bisa beragam, tergantung siapa yang ditanya. Kata orang KUA jelas salah karena mengurangi pendapatan ndak punya bukti hukum, kata pemulung di pinggir kota ndak papa karena dia ndak punya duit buat ke KUA, kata Mbak Kristina salah karena mbikin ndak bisa nuntut harta gono-gini, kata Mbah Durno sah-sah saja yang penting halal.

Yang jelas pernikahan adalah perbuatan yang dilakukan secara sadar oleh dua manusia yang sama-sama menjadi pelaku aktif. Ndak elegan rasanya kalo kemudian ada yang mengaku sebagai korban atau menimpakan kesalahan pada salah satu pihak.

“Jadi kesimpulannya piye?” Tanya Kang Noyo.

“Kesimpulan apa tho Kang? Ini sekedar ndobos saja kok, bukan diskusi ilmiah.” Jawab saya sekenanya, “Nikah itu bukan perkara sepele, bahkan kalo proses berliku menuju pernikahan yang sudah dilalui membuat sampeyan yakin pasangan ndak akan lari, saran saya tetaplah ngurus surat nikah.”

“Memangnya kenapa?” Tanya Kang Noyo lagi.

“Lha kalo ndak ada yang ngurus surat nikah trus KUA mau ngerjain apa??” Ujar saya sambil pamitan.

Di belakang saya denger Kang Noyo misuh-misuh.

13 comments on “Bolehkah Menikah Siri?

  1. yuduto berkata:

    hehhehee….isuk-isuk wes marai ngakak, siipp marai semangat kerjo kie

  2. rizda berkata:

    pokoknya klo saya maunya megang surat ijo,,trus ndak mau diduain,,heheheh

  3. yensye berkata:

    pasti pernikahannya keset yak….
    pernikahan sirih….

  4. marshmallow berkata:

    hakhakhak…
    emang kerjaan KUA cuman ngurusin surat nikah aja?

    bener, mastein. saya mah setuju kalau nikah itu kenapa musti siri. dan perempuan memang jadi korban dua kali deh, udah gak punya jaminan padahal udah dipake, trus kalau ada masalah yang ketiban ya perempuan juga. dan eh, disalah-salahin pula!

  5. Wempi berkata:

    Kalo rukunnya dah terpenuhi?

  6. ulan berkata:

    di pisui apa mas? πŸ˜›

  7. lovelyfla berkata:

    Kalau menikah siri & nggak punya surat atau akta nikah nanti kalau punya anak di aktanya akan tertulis anak dari ibu x atau anak diluar nikah dari ibu x.
    Apa ya nggak kasihan sama anaknya? Wong jelas ada bapaknya kok.
    Buat saya lelaki (yg mampu secara materi) yg menikahi perempuan scr siri itu nggak bertanggungjawab.

  8. Yu2n berkata:

    hehe.. menikah siri boleh, sah di mata agama.. πŸ™‚
    tapi saya teteup ndak mauee.. punya buku nikah lbh enak kok.. πŸ˜€ hehe..

  9. bitch, the berkata:

    teutep, om. semua tergantung gimana situasinya. kalo emang kondisinya ga memungkinkan untuk nikah secara baik dan benar, di depan penghulu pun jadi. tapi untuk menjamin hak2 perempuan dan biar si lelaki ga amnesia, saya rasa perlu perjanjian hitam di atas putih dan punya hukum kuat.
    ada alasan dibalik semua peristiwa kan, om?

  10. […] This post was mentioned on Twitter by mas stein, mangkum. mangkum said: Bolehkah Menikah Siri?: Yang saya tau pernikahan adalah hal yang membahagiakan, oleh karena itu dianjurkan bagi ke… http://bit.ly/ayQZQg […]

  11. luvaholic9itz berkata:

    yayaya

    ada salah satu blogger favorite saya yang nikah siri karna takut dosa trus blum punya dana KUA. tapi ending rumah tagganya bahagia luar biasa.dan sudah tercatat di KUA juga :mrgreen:

    semua itu balik lagi sama niat,

  12. chocovanilla berkata:

    Kok mau-maunya nikah siri. Ck…ck…

  13. harunsaurus berkata:

    menurut hukum Islam, menceraikan istri yang sedang hamil itu haram hukumnya. jadi gak absah kalo argumennya ‘salah sendiri kenapa mau nikah siri’.

    tapi saya setuju bahwa emang perempuannya yang salah. udah tau nikah siri gak enak dan melemahkan posisinya. masih aja mau. mikir panjang dikit kenapa sih…

    dan gak ada alasan bagi seorang laki-laki untuk menikahi seorang wanita secara siri. kalo emang menghormati calon istrinya ya nikahilah secara sah juga menurut negara. berikanlah istrinya kekuatan hukum. alasan finansial bukan alasan, karena kalo nikah siri dan punya anak nanti ngurus akta kelahirannya bisa lebih repot dan ngabisin lebih banyak biaya ketimbang ngurus pernikahan di KUA.

    cuma laki-laki pengecut yang mau nikah siri, dan cuma perempuan bodoh yang mau dinikahi secara siri.

    #stein:
    kalimat penutupnya dahsyat! πŸ™‚

Tinggalkan komentar