Keseimbangan Dunia Esek-esek

Hari ini sebenernya saya niat ngajak si precil berenang, soale selama ini walaupun ada pelajaran berenang di sekolahnya ternyata dia ndak pernah mau nyemplung air. Setelah minggu kemaren saya paksa berenang gurunya bilang dia mau nyemplung walaupun pake acara nangis dulu. Saya lagi berusaha meyakinkan dia bahwa berenang adalah kegiatan yang menyenangkan, baik bagi anak (bermain air) maupun bapaknya (menikmati pemandangan). :mrgreen: *dirajam masa*

Tapi berhubung si ibu lagi ndak enak badan, dicampur sama saya yang bangun kesiangan, dipertegas dengan ujan yang turun dari siang, akhirnya saya milih ngopi di warung Mbok Darmi bareng Kang Noyo. Saya yakin beliau juga seneng dengan kedatangan saya, maklumlah temen saya ini selalu merindukan rokok gratis dari saya.

“Sekarang pemberitaan lagi lumayan yo Le, agak bervariasi, ndak cuma soal Bambang Soesatyo beserta gerombolannya. Berita tertangkapnya pelaku pembobolan ATM lumayan jadi penyegar, yang lebih seger lagi soal prostitusi online, cerita lama tapi tiap kali diangkat masih saja menggoda.” Kata Kang Noyo sambil nyeruput kopinya.

“Eh, berita jualan esek-esek lewat pesbuk itu masih anget kok Kang, terungkapnya kan belom lama.” Kata saya sambil nyalain rokok.

Kang Noyo mesem, “Kamu itu ndak ngerti opo pura-pura ndak ngerti?”

“Ngerti opo Kang?” Saya balik nanya.

Samar-samar saya ingat investigasi yang dilakukan salah satu situs berita tentang prostitusi online, betapa pelacuran yang konon merupakan salah satu bisnis tertua di dunia telah berkembang mengikuti perkembangan jaman. Kalo dulu pekerja seks komersial harus jualan di lokalisasi, atau yang ndak suka terikat harus mencari pelanggan dengan nongkrong di jalanan, sekarang ada cara yang lebih elegan, menawarkan diri lewat internet.

Juga kegundahan seorang mbak-mbak yang kadang mampir ke blog jelek ini, bahwa banyak orang yang suka ngambil jalan pintas karena ndak inget kalo kehidupan ini harus disiapkan untuk dunia akhirat.

“Prostitusi itu masalah ruwet, banyak kepentingan di dalamnya. Kalo kamu inget dialog Shanti sama Agus Ringgo di pilem Maaf Saya Menghamili Istri Anda tentang gedenya perputaran duit parkir, bisnis pelacuran juga ndak kalah gede duitnya. Dan ini bukan cuma masalah duit gede beserta semrawutnya dunia beking-bekingan, tapi juga soal perut orang yang menggantungkan hidupnya di situ, dan yang ndak kalah ruwet adalah tingginya permintaan konsumen.” Ujar kang Noyo.

“Sebenernya kalo cuma mau nangkep orang-orangnya gampang banget, polisi tinggal melototi iklan pengobatan yang ada di koran-koran, wong makin hari mereka masang iklannya makin vulgar. Atau kalo ndak aparat bisa nyanggong di depan komputer, liat forum esek-esek yang makin menjamur di internet, di situ sudah ada daftarnya, mana panti pijet yang murni, mana yang plus-plus, siapa saja cewek-ceweknya, apa saja servisnya, berapa harganya, kumplit.” Tambah Kang Noyo.

“Mosok sih Kang? Kalo memang segampang itu kenapa razia-razia yang diadakan aparat sering ndak nemu apa-apa?” Tanya saya.

Kang Noyo meringis, “Ya sama-sama ngerti lah, pekerja seks komersial, germo dan bekingnya butuh makan, konsumen butuh pelampiasan, aparat butuh tangkapan, pinter-pinter njaga keseimbangan saja.”

Saya manggut-manggut. Jiyan!

18 comments on “Keseimbangan Dunia Esek-esek

  1. desty berkata:

    jadi, kang noyo skrg jadi pemerhati esek-esek ya.. smp tau dimana nyarinya 😀

  2. warm berkata:

    pengamatannya sunggu mendalam
    kang noyo hebat
    *artinya penulisnya yg makjleb*
    😀

  3. arman berkata:

    makanya prostitusi gak pernah bisa diberantas ya… ya karena masalah keseimbangan itu… hehe

  4. dz berkata:

    Injeh mas..

  5. itikkecil berkata:

    untuk memberantas prostitusi memang susah…. banyak mata rantai yang harus diputus…

  6. budiono berkata:

    media ibarat pisau bermata dua, digunakan untuk apa saja tergantung yang memegangnya..

  7. racheedus berkata:

    Teman saya yang pernah bekerja di Arab Saudi, suatu saat pernah cerita. Di sana, ternyata mucikari-mucikari asal Indonesia juga banyak. Mereka siap menyediakan stok para TKW ganjen yang rela menjual tubuhnya.

  8. mawi wijna berkata:

    ha? jadi semua kelakuan ini sebenarnya konspirasi semata???

  9. julianusginting berkata:

    wekekekeke…..:-P

  10. julianusginting berkata:

    hihihih…. 😛

  11. rizda berkata:

    yang pasti segala jenis usaha timbul karena ada konsumen,,heheheh

  12. wew, saya ga pernah pake perspektif seperti ini.. baru ngeh kalo ternyata semuanya saling berkaitan dan menyeimbangkan 😉

  13. Tetanggajenderal berkata:

    Baru tahu kalau bisnis prostitusi bisa lewat facebook. Alhamdulillah fesbuk dikantorku di blokir..

  14. luvaholic9itz berkata:

    “Prostitusi itu masalah ruwet, banyak kepentingan di dalamnya”

    untung aku enggak ikut berkepentingan

    komat kamit baca alhamdulillahhh

  15. tonosaur berkata:

    dunia emang harus seimbang..
    hmm.. hmm..

  16. marshmallow berkata:

    hahahahaaa… kang noyo emang canggih deh.
    menjaga keseimbangan dunia esek-esek berarti turut menjaga keseimbangan ekosistem juga kan, mas?

  17. […] mengagetkan buat saya. Saya sering liat iklan pijet esek-esek di koran, sudah beberapa kali mbaca berita soal jaringan prostitusi yang memanfaatkan media facebook atau friendster, tapi baru kali ini saya nemu blog pribadi yang […]

  18. […] dan ndak percaya. Kang Noyo pun pernah berseloroh bahwa dunia esek-esek bisa tetap ada karena keseimbangannya memang dijaga, PSK dan germonya butuh makan, konsumen butuh pelampiasan, dan aparat butuh […]

Tinggalkan Balasan ke tonosaur Batalkan balasan